Mahfud MD Sebut Istri Jadi Penyebab Korupsi, Bukannya Malah Perempuan yang Sering Jadi Korban Korupsi?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 10:36 WIB
Mahfud MD Sebut Istri Jadi Penyebab Korupsi, Bukannya Malah Perempuan yang Sering Jadi Korban Korupsi?
Ilustrasi pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan seksual. [Suara.com/Eko Faizin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan ini masih ramai mengenai pernyataan Mahfud MD mengenai adanya peran istri yang membuat seorang suami terjerat kasus korupsi. Hal itu pun disampaikan oleh Capres nomor urut 3 ketika berkampanye pada acara Halaqoh Kebangsaan dan Pelantikan Majelis Dzikir Alwasih.

Mahfud mengatakan kalau banyak suami yang terjerumus kasus korupsi karena berupaya memenuhi kebutuhan istrinya. Padahal gaji yang didapat tidak sebanyak permintaan sang istri.

"Di dalam banyak kasus, suami-suami yang terjerumus kasus korupsi karena istrinya tidak baik. Gajinya Rp20 juta belanjanya Rp50 juta. Terpaksa ngutip sana, ngutip sini," katanya.

Di sisi lain, Mahfud juga mengatakan kalau seharusnya istri bisa selalu memotiviasi suaminya agar berbuat baik di tempat kerjanya. Ia menambahkan seorang perempuan juga memiliki tugas memajukan negara dan bangsa dengan menjadi ibu dan istri yang baik bagi keluarganya.

Baca Juga: Diragukan Debat Dengan Tema Ekonomi, Mahfud MD Bilang Begini

"Ibu-ibu punya peran penting membangun negara," tutur Menko Polhukam tersebut.

Siapa sangka kalau pernyataan yang digaungkan oleh Mahfud malah menuai kontroversi. Tak sedikit yang mengatakan kalau pernyataannya mengarah pada misogini.

Tak dapat dipungkiri pula kalau pernyataan Mahfud malah menyudutkan perempuan, yang memang selama ini sering ditempatkan di posisi yang sulit. Lantas apa sih pengertian dari misogini? Berikut ulasannya.

Pengertian Misogini

Sederhananya misogini artinya kebencian terhadap perempuan, namun ternyata artinya lebih kompleks dari sekedar permusuhan antar-gender.

Baca Juga: Sebut Rekam Jejak Lawan Tak Menakutkan, TPD DKI Pede Warga Jakarta Pilih Ganjar-Mahfud

Merujuk pada Kamus Merriam-Webster, 'misogyny' atau misogini artinya adalah kebencian, keengganan, atau prasangka buruk terhadap perempuan. Dalam KBBI deskripsi lebih singkatnya bisa artikan sebagai kebencian terhadap wanita.

Pelaku yang mempraktikan kebencian terhadapa perempuan biasanya disebut sebagai misoginis. Praktik misogini tak hanya dilakuakn oleh pria saja, namun juga beberapa kali dilakukan oleh sesama perempuan.

Jadi, bukan tak mungkin jika praktik misogini ini juga dilakukan oleh tokoh ternama. Ada studi juga yang mendapati kalau budaya patriarki punya kontribusi besar terhadap pelaku misogini.

Maka dari itu, misogini juga diklasifikasikan sebagai kekerasan berbasis gender. Namun, di sisi lain hal yang belum familiar, ternyata perempuan sering menjadi korban dalam praktik korupsi.

Hal itu pun sering disebut-sebut dengan sektorsi. Lantas apa itu sekstorsi? Berikut ulasannya.

Sekstorsi di Indonesia

Istilah sektorsi mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Merujuk pada laman resmi ICW, Indonesia menempati urutan pertama kasus sekstorsi di Asia terhitung mencapai 18% pada tahun 2020 menurut Global Corruption Barometer.

Sekstorsi adalah istilah untuk menggambarkan penyalahgunaan wewenang dengan seks sebagai alat suapnya. Biasanya tindak korupsi banyak diberi menggunakan uang, barang, voucher, fasilitas dan barang materiil lainnya, kini pelayanan seks juga menjadi salah satunya.

Selain karena konsep seks masih tabu ketika dibahas di ruang publik, biasa ditemukan di kalangan elit, hingga value yang tidak dapat diukur dengan angka, hal yang membuat fenomena ini masing sangat asing adalah karena aturan hukumnya.

Dalam hukum Indonesia pasal 12B dan 12C UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), tindak gratifikasi hanya terbatas pada fasilitas yang dapat diukur dengan angka rupiah saja. Maka dari itu, sekstorsi masih digolongkan tindak pelecehan dan bukan tindak pidana korupsi oleh hukum Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI