Saat proses penghilangan tato dengan laser berkualitas dan minim rasa sakit, maka kesehatan kulit tetap terjaga. Selanjutnya, jika tato sudah benar-benar pudar, sang dokter menyebut bahwa aman jika ingin kembali membuat tato.
"Hilangkan dulu (tato lama), kalau ditimpa jelek hasilnya, juga dari estetikanya juga. (Jeda sebelum ganti tato) satu bulan," ujar dr. Angeline.
3. Hapus Jika Gatal dan Kemerahan Tidak Hilang
Dr. Angeline mengakui ada beberapa orang dengan kulit sensitif atau alergi pada tinta tato permanen, sehingga umumnya dokter akan menyarankan tindakan hapus tato daripada gejala dan kulit kemerahan tidak kunjung hilang
"Itu kita obati dulu pastinya dalam keadaan akut kemerahan, obati kalau masih merah berlanjut. Kita anjurkan kepada pasien untuk dihilangkan tatonya, tapi sebelumnya dalam keadaan akut diobati dulu," papar dr. Angeline.
4. Mitos Hapus Tato
Dokter ahli anti-aging itu juga mengakui banyak orang takut hapus tato permanen karena efek samping mengerikan saat tindakan dilakukan di klinik tidak tersertifikasi, yang asal menjual tindakan laser untuk hapus tato.
"Banyak salon-salon jualan laser juga, itu kalau kalau habis dihilangkan jadi gelembung berair, sedangkan kalau menggunakan laser pico tidak memberikan efek seperti itu," pungkas dr. Angeline.
Perlu diketahui laser pico saat ini sudah lebih mudah ditemukan di pasaran, dan jenisnya beragam. Cara kerjanya menggunakan panjang gelombang khusus untuk bisa memecahkan pigmentasi di kulit dengan lebih cepat namun dengan efek samping yang minimal.
Baca Juga: Deretan Kontroversi Satria Mahathir, Bikin Tato Logo Polri hingga Bangga Sudah Tiduri 28 Wanita
Laser seperti Picoway bukan hanya untuk menghapus tato permanen, tapi juga digunakan untuk memudarkan bopeng, tanda lahir, hingga kerutan wajah karena menggunakan panjang gelombang 1064 nm, 532 nm, 785 nm dan 730 nm, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan.