Suara.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2, Muhaimin Iskandar, menekankan pentingnya kehadiran pimpinan tertinggi untuk membawa keadilan dan kemakmuran bagi rakyat. Dalam Debat Cawapres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat (22/12/2023), Muhaimin menggunakan istilah "slepet" sebagai simbol kewenangan untuk menciptakan keadilan dan kemakmuran.
Dengan membawa sarung sebagai contoh, Muhaimin menjelaskan bahwa "slepet" memiliki peran seperti sarung yang dapat membangunkan yang tidur, menggerakan yang loyo, dan sekaligus mengingatkan yang lalai, terutama di kalangan santri.
Di dunia santri, istilah slepet sering dikaitkan dengan sebuah gerakan yang bertujuan untuk 'menyabetkan' sarung. Kerap digunakan sebagai istilah gurauan atau membangunkan santri yang tertidur.
Namun, tidak jarang 'slepet' juga digunakan untuk mengintimidasi orang lain.
Muhaimin menyatakan bahwa ia memiliki kesempatan untuk mendampingi Calon Presiden Anies Baswedan, yang memiliki tujuan serupa untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan.
Sebelumnya, Cak Imin, julukan untuk Muhaimin Iskandar, bersiap untuk debat cawapres di JCC, didampingi oleh Calon Presiden Anies Baswedan.
Dalam pernyataannya, Cak Imin menyampaikan kesiapannya untuk menyampaikan program dan visi misi AMIN (Anies-Muhaimin) secara optimal dalam debat cawapres.
Ia berharap bahwa debat tersebut dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat untuk mendukung pasangan AMIN pada Pemilihan Presiden 2024.
Baca Juga: CEK FAKTA: Klaim Gibran Investasi Di Luar Jawa Sudah 53 Persen, Benarkah?