Suara.com - Hubungan asmara antara Sandrinna Michelle dengan Junior Roberts tengah jadi sorotan lantaran gaya pacaran mereka yang dinilai berlebihan. Ibu Sandrina, Purwanti Skornicki, bahkan terang-terangan mengutarakan tidak merestui anaknya berpacaran dengan aktor 23 tahun tersebut.
Purwanti juga mengungkap gaya pacaran Sandrina dan Roberts yang sering keluar masuk apartemen. Selain itu, anaknya juga kini jadi sering meninggalkan salat, tidak menjalani ibadah puasa, dan suka mengonsumsi makanan haram.
Sementara di media sosial juga ramai dibicarakan kalau tindakan Roberts pacaran dengan Sandrina termasuk aksi child grooming. Pasalnya, Sandrina sendiri masih di bawah umur, yakni 16 tahun. Sedangkan Roberts adalah orang dewasa dengan usia 23 tahun.
Memang apa sebenarnya child grooming?
Baca Juga: Deretan Artis yang Pernah Dekat Junior Roberts, Kini Pacari Sandrinna Michelle sampai Disindir Ibu
Mengutip penjelasan Suzanne Ost dalam karya tulisnya, child grooming merupakan tindakan memacari atau menjadikan seorang anak di bawah umur sebagai sahabat dengan tujuan seksual.
Istilah itu muncul lantaran seorang anak di bawah umur belum memiliki pemikiran matang untuk memberikan consent atau persetujuan untuk bersetubuh.
Pelaku grooming atau disebut dengan groomer merupakan orang dewasa yang biasanya memiliki karisma dan otoritas lebih tinggi. Karisma dan otoritas tersebut dimanfaatkan pelaku sebagai pondasi untuk mengontrol para korban sehingga akan menurut atas permintaan groomer.
Anak sendiri akan merasa kalau groomer tersebut telah memberikan dampak positif kepada dirinya.
Selain memanipulasi dengan tujuan seksual, umumnya pelaku child grooming ini juga dengan sengaja melakukan kekerasan psikis atau permainan emosi. Hal tersebut memicu terpuruknya mental si anak yang menjadi korban pelaku child grooming.
Baca Juga: Kata Junior Roberts Soal Sindiran Pedas Ibu Sandrinna Michelle
Lalu, apa yang membuat anak akhirnya sulit lepas dari pelaku child grooming?
Hal ini karena pelaku child grooming biasanya memiliki kemampuan membangun koneksi serta kepercayaan dengan si anak maupun keluarganya dengan jangka waktu yang lama. Dari mulai berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun.