"Jadi materi itu yang harus di-filter. Bukan hanya masyarakat umum yang tidak punya basic kedokteran, petugas medis seperti bidan atau dokter sekalipun juga tidak bisa memberikan diagnosis di media sosial, karena harus memeriksa dan melihat secara langsung," papar Jamilatus.
Lebih lanjut, Jamilatus juga mengingatkan pentingnya kita sebagai audience untuk memfilter informasi mana saja yang sebaiknya diterapkan.
Bahkan kata dia, meskipun kita mendapat informasi dari dokter atau bidan, sebaiknya dicek lagi berdasarkan situs resmi seperti WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) atau IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).