"Kalau sudah jomblo dan kesepian disuruh nikah saja gitu, belum tentu. Karena kita tahu akan begitu banyak masalah yang ditemukan ketika orang belum siap nikah untuk nikah, tetapi komunikasi sekarang bukan soal status jomblo atau status belum menikah, cari variabel penghubungnya dulu," jelas Dr. Ray.
"Tetapi 47 persen yang sudah menikah pun tetap kesepian. Jadi tidak ada jaminan, satatus pernikahan itu memang tidak bisa dikatakan penyebab atau bukan penyebab kesepian," lanjutnya.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) itu mengingatkan seorang jomblo harus mengetahui status kesehatan jiwanya, dan jika masuk kategori kesepian sedang hingga berat maka segera diterapi.
"Karena kesepian bisa memberikan dampak yang cukup fatal kalau dibiarkan," paparnya.
Terakhir, Dr. Ray mengingatkan kondisi ini bukan angka yang baik bakan cenderunh tidak menyenangkan, mengingat Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, sudah memperingatkan tentang bahaya laten dari kesepian itu sendiri.
"WHO sendiri sudah mengeluarkan rekomendasi bahwa bahaya dari kesepian dapat meningkatkan terjadinya gangguan kesehatan jiwa, meningkatkan risiko penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah yang berbahaya bahkan meningkatkan risiko kematian,” pungkas Dr. Ray.
Sementara itu hasil penemuan ini didapatkan dari penelitian 3 bulan terakhir sejak November 2023, dilakukan dengan metode survey menggunakan UCLA Loneliness Scale yang tervalidasi Bahasa Indonesia bersama Yoli Farradika, MEpid sebagai Research Associate.
Terdapat 1229 responden mayoritas Jabodetabek, dengan mayoritas perempuan rentang usia antara 21 hingga 60 tahun. Data diolau dengan metode random sampling dan margin of error 1.6 dan mendapatkan izin etik dari Komisi Etik Kesehatan.
Baca Juga: Seksolog Ingatkan Jomblo Jangan Keseringan Nonton Film Bokep, Emang Bahayanya Apa Sih?