Suara.com - Harun Al Rasyid (15) kembali menjadi topik hangat usai disinggung Anies Baswedan dalam debat capres perdana, Selasa (12/12/2023). Harun tewas tertembak dalam kerusuhan pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Slipi, Jakarta Barat.
Anies pun mengundang kedua orang tua Harun, yakni Didin Wahyudin (50) dan Murniyati dalam debat capres tersebut. Kemunculan ayah mendiang membuatnya disorot dan tak sedikit yang penasaran dengan profilnya.
Profil Ayah Harun Al Rasyid
Tak banyak informasi soal ayah Harun Al Rasyid. Hanya saja, ia berusia 50 tahun dan istrinya bernama Murniyati. Mereka diketahui sebagai orang tua dari remaja yang menjadi salah satu korban tewas dalam kerusuhan pasca Pemilu 2019.
Baca Juga: Siap Manut ke KPU, TKN soal Aksi Gibran di Debat Capres: Namanya Ekspresi, Wajar Aja
Didin juga mengungkap Harun memiliki kakak yang kerap mengalami depresi. Kondisi ini terjadi usai anak sulungnya mengetahui sang adik pergi untuk selama-lamanya. Ia juga menyebut teman-teman Harun merasa rindu.
"Harun ini anak yang dikangenin sama teman-temannya karena iseng, jahil. Begitu kata temannya,” kata Didin saat ditemui pada Rabu (13/12/2023).
Didin dan keluarga menetap di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ia bercerita, beberapa hari sebelum debat, ada utusan Anies yang datang ke rumahnya. Namun, ia dan istri tak bertemu orang itu karena sedang tidak ada di rumah.
Saat itu, mereka tengah mengikuti pengajian di kawasan Megamendung, Bogor. Didin kemudian baru bertemu dengan utusan Anies pada keeseokan harinya. Setelahnya, ia berkomunikasi dengan Anies melalui telepon.
Perbincangan keduanya diakui berlangsung singkat. Anies, kata Didin, ingin meminta izin untuk membantu menyuarakan Harun dalam forum debat itu. Didin pun menyetujui permintaan tersebut dan datang ke kantor KPU.
Baca Juga: Kisah Harun Al Rasyid: Korban Tewas Kerusuhan Pemilu 2019 yang Disinggung Anies di Debat
"Jadi dia (Anies) bilang 'terima kasih sudah mau memberikan waktu orang saya untuk bertemu dengan bapak dan terima kasih sudah mau berbincang dengan saya. Saya ingin meminta izin kepada bapak bahwa saya akan menyuarakan Harun Al Rasyid dalam debat di KPU' lalu saya bilang 'insyaAllah saya izinkan'," ujar Didin meniru percakapan dengan Anies.
Didin mengaku senang sekaligus haru karena ada yang ingin menyuarakan keadilan atas kematian anaknya. Ia juga menyebut, saat masih menjabat Gubernur DKI, Anies menjadi satu-satunya pejabat yang melayat.
Di sisi lain, Didin menilai Harun adalah anak biasa yang tidak paham politik. Ia lantas heran mengapa anaknya ditembak hingga tewas dalam insiden 21-22 Mei 2019 itu. Padahal aparat seharusnya mengamankannya saja.
Menurut hasil otopsi saat itu, kepolisian menyatakan ada peluru di dada kiri korban. Hal ini menyebabkan Harun meninggal dunia. Didin pun meyakini bahwa penembak misterius anaknya itu adalah seorang anggota kepolisian.
Namun, hingga kini tak ada kejelasan terkait sosok pelaku yang menewaskan Harun. Didin bahkan belum menerima keadilan atas kematian anaknya. Untuk itu, ia mengizinkan permintaan Anies yang ingin menyuarakan keadilan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri saat itu, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyebut, Harun ditembak oleh penembak misterius dari jarak sekitar 11 meter. Dalam kerusuhan ini, tercatat ada sembilan korban tewas.
Mereka diduga merupakan perusuh. Adapun korban itu, yakni Harun Al Rasyid, Bachtiar Alamsyah, Abdul Azis, M Rehan Fajari, Muhammad Reza Widianto Rizki Ramadhan, Farhan Syafero, Adam Noorian, dan Sandro.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti