Kisah Yeni Trimulyani Melawan Kanker Serviks Hingga Kemoterapi dengan Meditasi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 13 Desember 2023 | 11:47 WIB
Kisah Yeni Trimulyani Melawan Kanker Serviks Hingga Kemoterapi dengan Meditasi
Kisah Yeni Trimulyani Melawan Kanker Serviks. (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Desember 2020, Yeni Trimulyani menjalani pemeriksaan biopsi karena siklus menstruasinya yang tak biasa. Hasilnya mengejutkan: kanker serviks stadium lanjut. Tanpa terperanjat, Yeni langsung bertanya langkah selanjutnya kepada dokter, yang menyarankan operasi.

Di tengah pandemi Covid-19, Yeni awalnya mempertimbangkan operasi di luar negeri sebelum memilih tetap di Jakarta. Pada 6 Januari 2021, dia menjalani Histerektomi Radikal, operasi pengangkatan rahim dan serviks. Pascaoperasi, Yeni semula diwajibkan menggunakan urine bag, namun, setelah beberapa hari, dengan izin dokter, ia memutuskan untuk tidak melakukannya.

“Pada 6 Januari 2021, saya dioperasi oleh Dr.dr.Gatot Purwoto, SpOG (K), MPH yang memiliki Kepakaran di bidang Onkologi Ginekologi. Saat itu operasi yang dilakukan adalah Histerektomi Radikal yaitu suatu operasi besar yang merupakan suatu prosedur medis yang dilakukan untuk mengangkat rahim (uterus) dan lever rahim (serviks) ; operasi saat itu berlangsung selama beberapa jam dan Alhamdulilah operasi berjalan lancar,” ungkap Yeni.

Kisah Yeni Trimulyani Melawan Kanker Serviks. (Dok. Istimewa)
Kisah Yeni Trimulyani Melawan Kanker Serviks. (Dok. Istimewa)

Meditasi telah menjadi bagian hidupnya sebelum dan sesudah kanker. Dokter menyatakan bahwa urine bag tidak perlu, mungkin berkat meditasi yang membantunya mengatur konsentrasi dan emosi.

Baca Juga: Mengenal Vaksin HPV Gradisil 9, Ampuh Melindungi dari Kanker Serviks 100 Persen?

Operasi hanyalah awal, diikuti oleh kemoterapi dan radiasi. Yeni tetap melakukan meditasi saat menjalani kemoterapi, yang biasanya membuat pasien kehilangan nafsu makan dan rambut rontok. Baginya, meditasi membantu menjaga nafsu makan dan meminimalkan efek samping.

“Dengan meditasi saya bisa mengatur konsentrasi dan juga emosi saya. Mungkin ini juga yang membuat saya tidak shocked saat dokter memvonis saya menderita kanker serviks,” cerita Yeni.

Keyakinan Yeni bahwa kondisinya adalah hasil dari perbuatan masa lalu membuatnya tidak patah semangat. Meditasi, terutama teknik smile meditation, membantunya menghasilkan hormon yang mengurangi rasa sakit secara alami. Lima bulan kemudian, dia dinyatakan bebas dari kanker.

Meditasi telah membantu Yeni tidak hanya dalam pemulihan pribadinya tetapi juga dalam membantu pasien lain. Dia mulai mengajarkan meditasi kepada pasien kanker lainnya, bahkan menyediakan meditasi gratis bagi siapa pun yang membutuhkan di sela kesibukannya sebagai Asisten Pembinaan Kejaksaan Tinggi Banten.

“Jadi, sekarang saya mengunggah video di media sosial saya sehingga siapa pun bisa belajar untuk melakukan meditasi. Dulu saya tidak aktif bermedia sosial tapi sekarang saya harus memanfaatkan media sosial saya untuk kemaslahatan masyarakat banyak,” jelas Yeni.

Baca Juga: 4 Cara Sederhana Melepas Stres yang Bisa Kamu Coba

Yeni juga terlibat dalam mendirikan klinik kesehatan gratis dan rumah sakit khusus kanker. Melalui pendirian rumah sakit, dia berharap warga Banten tidak perlu lagi ke Jakarta untuk pengobatan kanker. Dia memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan meditasi kepada masyarakat.

Melalui yayasan tempatnya tergabung, Yeni memberikan pelatihan meditasi secara gratis. Baginya, memberi kepada masyarakat tanpa pamrih adalah cara dia membalas segala dukungan yang dia terima dalam melawan kanker serviks dengan meditasi.

“Semuanya gratis. Ini bagian dari upaya saya untuk memberi kepada masyarakat tanpa mendapatkan pamrih apa pun. Saya berhasil melawan kanker serviks dengan meditasi dann kini saatnya saya membalas semua itu dengan mengajarkan meditasi kepada siapa pun yang membutuhkan,” pungkas Yeni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI