Suara.com - Cerita keluarga Presiden Joko Widodo masih terus menjadi perbincangan hangat publik, beriringan dengan masa jabatan orang nomor 1 RI tersebut yang segera berakhir tahun depan.
Salah satu cerita yang kembali ramai dibicarakan khalayak adalah pernikahan Jokowi dengan Iriana Jokowi. Pasalnya, pernikahan keduanya berjalan tak semulus yang dikira.
Iriana Jokowi bahkan harus merelakan kuliahnya demi bisa dipersunting oleh mantan wali kota Solo tersebut 37 tahun lalu, yakni tepatnya pada 24 Desember 1986.
Mengutip dari pernyataan lawas Jokowi, ayah Gibran Rakabuming Raka itu menceritakan jika sang istri keluar dari kuliahnya saat semester 6.
Baca Juga: Putra Ganjar dan Gibran Keciduk Ngobrol Bareng saat Jeda Debat Capres di KPU, Bicara Apa?
Diketahui, dahulu Iriana Jokowi sempat menempuh kuliah selama 3 tahun di Jurusan Ekonomi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
"Supaya tahu saja, Bu Jokowi juga dulu kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, tapi baru Semester 6 sudah saya ajak kawin," ungkap Jokowi pada 2018 lalu, dikutip Rabu (13/12/2023).
Setelah memutuskan untuk putus kuliah, Irina Jokowi akhirnya menikah dengan sosok Presiden ke-7 RI ini. Saat itu, ibu mertua Selvi Ananda ini mendapatkan mahar berupa alat salat dan tafsir Al-Qur'an dari Jokowi.
"Dengan mas kawin, 1. berupa apa dan berapa: Seperangkat Alat Sholat & Tafsir Al Quran. 2. dibayar tunai atau dihutang: Tunai," seperti itu kutipan isi akta nikah Jokowi dan Iriana yang diunggah oleh PDIP.
Cerita Iriana Jokowi Tawar Harga Saat Belanja di Pasar
Baca Juga: Kekayaan Jokowi Lebih dari Rp82 Miliar, Iriana Jokowi Masih Menawar Jika Membeli Barang
Kendati telah menjadi ibu negara, Iriana Jokowi rupanya juga memiliki kebiasaan seperti ibu-ibu pada umumnya, yakni menawar harga saat sedang berbelanja.
Hal ini dibeberkan oleh Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi, Sendi Fardiansyah saat podcast bersama Fadi Iskandar.
"Ini yang belum tahu kali ya, kalau beli sesuatu ditanya dulu harganya dan ditawar," ujar Sendi.
"Karena beliau tahu harga aslinya, harga pasarannya. Contoh lah gini, lagi pameran UMKM nih, mungkin pikirannya si orang ini, 'Ah mumpung ibu negara, gue jual aja segini'," lanjutnya.