Saat itu Angga mengatakan Harun sempat terkena lemparan gas air mata petugas di bagian pahanya. Angga lalu mengajak Harun untuk menjauh dari lokasi agar bisa mengobati lukanya.
Tetapi menurut Angga, Harun bersikukuh ingin kembali ke lokasi dan menyaksikan kerusahan meski hari sudah malam. Sayangnya pada pukul 22.00 WIB, Angga kehilangan jejak Harun. Sementara itu ayah Harun, Didin Wahyudin menyebut sang putra tidak kembali ke rumah pada Rabu malam.
Sebelum keberadaan Harun diketahui, media sosial dihebohkan dengan video viral pemukulan oleh anggota polisi di dekat Masjid Al Huda, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Awalnya Harun diduga jadi korban pemukulan dalam aksi tersebut. Namun menurut keterangan Dedi Prasetyo, orang dalam video itu adalah pelaku kerusuhan bernama Andri Bibir.
Sehari setelah kerusuhan yakni pada Kamis (23/5/2019), Angga dan Didin mendapat kabar Harun meninggal dunia di RS Dharmais, Slipi, Jakarta Barat. Namun saat itu belum diketahui penyebab kematian Harun yang masih duduk di bangku SMP.
Polda Metro Jaya kemudian melakukan rekonstruksi kasus Harun. Hasilnya menunjukkan bahwa peluru ditembakkan lurus mendatar mengenai lengan kiri Harun hingga tembus ke dada.
Direskrimum Polda Metro Jaya kala itu, Suyudi Ario Seto mengatakan posisi peluru yang ditembakkan pelaku ke arah Harun adalah lurus. Peluru lalu mengenai lengan kiri Harun hingga tembus ke dada.
Selain itu Suyudi mengatakan peluru yang bersarang di tubuh Harun diduga berasal dari senjata non-organik Polri. Meski begitu, Suyudi memastikan pelaku penembak Harun hingga tewas bukan anggota Polri. Menurut Suyudi, anggota Polri yang mengamankan lokasi berada di jarak 100 meter.
Hingga kini pelaku penembak Harun masih belum terungkap. Namun yang menyedihkan adalah keluarga Harun sempat sama sekali tidak tahu hasil otopsi terhadap jasad putra mereka.
Kontributor : Trias Rohmadoni