Suara.com - Presiden Joko Widodo baru-baru ini diberi gelar sebagai alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) paling memalukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM.
Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor menyerahkan sertifikat alumnus UGM paling memalukan secara simbolik kepada sosok yang menggunakan topeng Presiden Jokowi di Bundaran UGM pada Jumat (8/12/2023).
“Tidak ada momentum yang lebih tepat daripada sekarang untuk menobatkan beliau (Presiden Jokowi) sebagai alumnus UGM paling memalukan,” kritik Gielbran dalam pernyataannya.
Lantas, seperti apakah jejak akademis Jokowi yang dinobatkan jadi alumnus paling memalukan? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Ketua BEM UGM Gielbran Dipuji Layak Jadi Wapres Ketimbang Gibran, "Ini Anak Beraninya Bukan Main"
Profil Presiden Jokowi
Ir. H. Joko Widodo atau yang lebih akrab dengan sapaan Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 21 Juni 1961. Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia dua periode yang mulai menduduki jabatan sejak 20 Oktober 2014.
Presiden Jokowi terpilih bersama Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014. Sedangkan dalam periode kedua, Jokowi menjadi Presiden RI dengan didampingi Ma'ruf Amin sebagai wapres.
Sebelum menjadi presiden, Jokowi menduduki jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 sampai 16 Oktober 2014. Ia didampingi oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai wakil gubernurnya.
Presiden Jokowi mengawali kariernya di dunia politik usai sukses terpilih sebagai Wali Kota Solo. Ia menjabat selama dua periode sejak 28 Juli 2005. Sesudah menuntaskan jabatan Wali Kota Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, yakni PDI Perjuangan untuk maju dalam Pilgub DKI dengan dipasangkan oleh Ahok.
Baca Juga: Sosok Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor, Beri Gelar Jokowi 'Alumnus Paling Memalukan'
Jokowi sendiri merupakan putra sulung dan anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudjiatmi. Ia memiliki tiga adik perempuan, yakni Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.
Sebenarnya, Presiden Jokowi juga memiliki seorang adik laki-laki yang diberi nama Joko Lukito. Namun sang adik meninggal dunia pada saat persalinan.
Fakta menarik tentang Jokowi adalah nama Joko Widodo ternyata bukanlah namanya sejak kecil. Orang nomor satu di Indonesia ini ternyata memiliki nama asli Mulyono, tetapi kemudian berganti menjadi Jokowi.
Rekam Jejak Pendidikan Presiden Jokowi
Pendidikan Jokowi diawali dengan masuk SD 112 Tirtoyoso. SD Negeri itu dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah.
Keluarga Jokowi memang bukan orang berada. Hal ini membuat Jokowi kecil sering mengalami banyak kesulitan dan terpaksa memenuhi kebutuhan sekolah dengan bekerja. Demi mendapatkan jajan, Jokowi kecil sudah berdagang hingga menawarkan jasa sebagai kuli panggul dan ojek payung.
Pada saat teman-temannya naik sepeda untuk berangkat sekolah, Jokowi kecil memilih jalan kaki. Di usianya yang masih 12 tahun, Jokowi sudah mulai bekerja sebagai penggergaji mewarisi keahlian bertukang kayu dari sang ayah.
Setelah lulus SD, Jokowi melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Surakarta. Pada saat lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, tetapi gagal sampai akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.
Dengan kemampuan akademis yang dimilikinya, Jokowi berhasil masuk Jurusan Kehutanan di Fakultas Kehutanan UGM. Kesempatan tersebut ia manfaatkan untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, hingga teknologinya.
Jokowi berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan skripsi berjudul “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta”. Semasa berkuliah, Jokowi juga tercatat aktif sebagai anggota Mapala Silvagama.
Penobatan Gelar Alumnus Paling Memalukan BEM UGM
Kini Presiden Jokowi justru meraih kritik tajam dari tempatnya berkuliah dulu. Ia diberi gelar sebagai alumnus UGM paling memalukan. Sertifikat itu diberikan oleh Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor kepada sosok yang bertopeng Jokowi, serta diserahkan bersama dengan kajian dari BEM KM UGM.
Sertifikat dan kajian itu bahkan rencananya akan dikirim langsung oleh BEM UGM ke Istana Negara. Menurut Ketua BEM Gielbran, aksi ini menjadi wujud nyata mahasiswa yang hadir secara legitimasi untuk memberikan gelar itu kepada Jokowi.
Gielbran menilai bahwa Jokowi telah menerapkan politik Jawa. Artinya, kata Gielbran, Presiden Jokowi lebih mementingkan kekuasaan daripada etika. Tak hanya itu, ada juga Maklumat Bulaksumur yang ditandatangani para peserta.
Bukan tanpa alasan, penyerahan gelar ini diberikan karena mahasiswa UGM menilai banyak masalah di era kepemimpinan Jokowi.
Padahal menurut Gielbran, Jokowi memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan di Indonesia. Sebut saja korupsi, kebebasan berpendapat, konstitusi, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Presiden Jokowi maupun pihak Istana masih belum memberikan pernyataan resmi terkait gelar alumnus UGM paling memalukan tersebut.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa