Suara.com - Potret Sinta Mispan sebagai seorang DJ (Disk Jockey) baru-baru ini banyak dibicarakan. Hal ini dikarenakan video-nya yang menunjukkan penampilannya di sebuah kampus di Palembang, Sumatera Selatan.
Kala itu, Sinta memang diundang untuk mengisi acara bermana “Function” Poltekpar. Ini sebenarnya bukan kali pertama Sinta datang ke acara kampus sebagai DJ. Namun, banyak yang menyayangkan mengapa ia harus membagikan video tersebut.
Potret DJ Sinta Mispan
Anwari Masatip selaku Direktur di Poltekpar Palembang mengatakan bahwa sebenarnya video yang diberi caption ‘Dugem di Club X, Dugem di kampus V” itu sebenarnya sudah di-edit.
Pada video asli, lagu yang dibawakan DJ Sinta sebenarnya masih cukup soft. Namun, tetap saja pihak kampus menyayangkan beredarnya video hasil editan tersebut karena bisa menggiring opini masyarakat.
“Yang disayangkan adalah saat di-upload memilih terminologi yang bisa giring opini masyarakat. Seperti saya juga pasti memberi kesan negatif saat melihat kegiatan itu, apalagi ditulis Dugem bareng Kaprodi, pasti persepsinya negatif,” ujar Anwari menanggapi video DJ Sinta.
Selain dari pihak kampus, DJ Sinta secara pribadi juga telah menyesali perbuatannya dan meminta maaf.
“Saya minta maaf untuk Poltekpar karena video saya yang tersebar. Sebenarnya acara itu cuma berlangsung 20 menit, seperti konser biasa karena saya DJ acara itu heboh dan ramai,” ujar DJ Sinta Mispan.
Tak hanya itu, Sinta juga menyayangkan keputusannya untuk membuat narasi “Dugem di kampus” Hal itu dilakukan semata-mata demi menaikkan performanya di TikTok, kini video tersebut juga sudah dihapus.
“Saya tidak sadar kalau dampaknya (menyebar video) bisa sejauh ini. Ini semata-mata cuma buat konten TikTok,”ujar wanita degan pemilik lebih dari 13 ribu di Instagram ini.
Sementara itu, Anwari menjelaskan bahwa “Function” sendiri sebenarnya hanya kegiatan akhir semester mahasiswa. Ia juga membantah keberadaan minuman beralkohol yang sempat ramai dibicarakan.
“Kami pastikan tidak ada alkohol dan minuman itu memang dibuat sendiri oleh mahasiswa,”ujarnya.
Selain itu, Anwari juga menjelaskan bahwa alat DJ memang milik kampus dan kerap digunakan mahasiswanya untuk praktek.
“Memang alat DJ kami punya, jadi anak-anak boleh saja memilih salah satu yang mau ditampilkan saat menutup praktek satu semester karena itu bagian seni,” pungkasnya.
Selain itu, acara di kampus Poltekpar Palembang ini juga diisi dengan pentas seni mahasiswa. Mulai dari pertunjukkan band, dance hingga penghargaan kepada mahasiswa berprestasi.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri