Suara.com - Desa Kartun Pertama Indonesia atau Cartoon Village Sidareja kembali mengeluarkan inovasi unik, yaitu Perpustakaan Bumi, yang terinspirasi dari Batu Prasasti dan Lontar Kuno.
Penggiat Seni Kie Art, Gita Yohanna Thomdean, mengatakan alasan batu prasasti dan lontar kuno dijadikan sebagai inspirasi Perpustakaan Bumi adalah karena kedua elemen ini sudah bertahan dan jadi bukti sejarah Indonesia.
Ditambah, kata Gita, banyak bukti sejarah yang ditulis dan diukir melalui batu prasasti dan lontar kuno, yang membuat sejarah Indonesia bisa dirangkai meskipun butuh proses panjang untuk menafsirkannya.
Itu sebabnya, menurut Gita, sifat batu prasasti dan lontar kuno ini bermakna seperti buku.
Baca Juga: Mengunjungi Balai Perpustakaan Mastrip, Spot Baca Favorit di Kota Santri
"Rasanya menjadi hal yang authentic dan tak lekang oleh waktu, jika di era sekarang ini buku tetap dapat dijadikan sebagai sebuah maha karya dan identitas, karena di dunia ini apapun dapat terjadi termasuk misalnya gangguan dalam sistem digital," jelas Gita melalui keterangan yang diterima suara.com, Selasa (5/12/2023).
Perpustakaan Bumi ini resmi diluncurkan tepat pada Hari Sumpah Pemuda 2023 pada 28 Oktober lalu. Ditujukan sebagai nahkoda di tengah tsunami informasi yang terlampau melimpah dengan kehadiran media sosial, padahal literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
Akibat kesenjangan informasi yang melimpah tapi literasi masih rendah, hasilnya masyarakat rentan jadi korban hoax atau misinformasi karena tidak ada rujukan yang bisa dipercaya.
"Harapannya, para generasi muda khususnya di desa Sidareja Purbalingga, Jawa Tengah, semakin meningkatkan kegemaran membaca, memperluas wawasan dan semakin mematangkan karakter. Serta menjadi generasi yang selalu dapat mempertanggungjawabkan opini dan segala hal yang dilakukannya di masa datang," jelas Gita.
Agar buku-buku di perpustakaan tersebut tidak selalu jadi pajangan, maka para pemuda Kie Seni yang terdiri dari 8 kelompok seni, akan 'memaksa' anak membaca dengan mewajibkan membaca buku selama 30 menit sebelum Kie Karawitan Alit memulai latihannya.
Baca Juga: Jakarta Kembali Jadi Peringkat Pertama Kota Dengan Polusi Tertinggi di Dunia
"Nantinya akan dicek secara random pembelajaran yang dibaca anak anak oleh pelatih karawitan. Hal ini adalah untuk melatih dan mengasah juga focus anak desa dan pemahaman terhadap sebuah bacaan," timpal Penggiat Kie Art, Slamet Santosa.
Adapun perpustakaan yang diinisiasi Gita dan Slamet ini memiliki beragam jenis buku, mulai dari seni budaya Indonesia, perkembangan diri, novel, cerita anak, komik science, kesehatan, lifestyle, biografi tokoh, science.
Selain berasal dari koleksi pribadi penggiat seni, buku-buku ini juga berasal dari para donatur yang ingin berkontribusi dalam perkembangan karakter dan knowledge para pemuda.
Perpustakaan Bumi juga membuka donasi buku bagi siapapun yang ingin turut serta dalam kemajuan pemuda desa di Cartoon Village Sidareja Purbalingga Jawa Tengah.
Sekedar informasi, desa kartun pertama Indonesia atau Desa Kartun Sidareja ini masih dalam tahap pembenahan, tetapi telah membuka petualangan ke desa kartun berbalut seni dan budaya. Desa ini juga bekerjasama dengan Mahasiswa Merdeka Universitas Jend Sudirman Purwokerto dan beberapa sekolah besar di Purbalingga.