1. Mempunyai Trauma Masa Lalu
Seseorang yang mengalami trauma atau pelecehan di masa lalu, maka seumur hidup mungkin akan mengalami pembekuan atau disosiatif. Di mana mereka merasakan mati rasa dan cenderung tidak mampu untuk memproses apa yang tengah terjadi. Hal ini kemudian bisa membuatnya membuatnya sulit untuk bersikap responsif saat kekerasan terjadi.
2. Berharap Semuanya Akan Menjadi Lebih Baik
Orang yang mengalami kekerasan mungkin saja masih peduli dengan pasangannya. Bahkan banyak dari korban yang berharap semuanya akan menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Seperti misalnya, pasangannya telah berjanji bahwa ia akan berubah serta meminta kesempatan lagi.
3. Ketergantungan secara Finansial Terhadap Pasangan
Seorang korban abusive relationship yang susah lepas mungkin saja tidak memiliki penghasilan atau tabungan. Sehingga pasangannya memiliki kendali atas keuangannya. Hal ini kemudian membuat korban merasa ketergantungan secara financial meskipun sudah mengalami kekerasan.
4. Sedang Dimanipulasi atau Mengalami Gaslighting
Korban kekerasan dalam hubungan mungkin merasa bingung dengan apa yang sedang ia alami. Lalu, bertanya-tanya apakah ia bertanggung jawab sepenuhnya atas kekerasan yang ia terima.
Hingga akhirnya ia merasa tidak mampu memutuskan hubungan sendiri setelah pelaku kekerasan mungkin sajabmembuat korban merasa tidak berdaya dan tidak berharga. Hal ini kemudian dapat membuat korban sulit mengumpulkan kepercayaan diri untuk melepaskan hubungannya.
Baca Juga: Berakhir Pilih Damai, Rinoa Aurora dan Ibunya Kini Yakin Leon Dozan Sudah Berubah
5. Mendapat Ancaman