Abu Vulkanik Gunung Meletus Jika Terhirup Berisiko Sebabkan Kanker Paru-Paru? Ini Kata Dokter Spesialis Paru

Senin, 04 Desember 2023 | 14:30 WIB
Abu Vulkanik Gunung Meletus Jika Terhirup Berisiko Sebabkan Kanker Paru-Paru? Ini Kata Dokter Spesialis Paru
Ilustrasi Gunung Marapi. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa gunung aktif di Indonesia baru-baru ini dikabarkan erupsi mulai dari Gunung Marapi, Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi, dan lain-lain. Hal ini lantas menjadi kekhawatiran, terutama bagi para penduduk yang berada di sekitar gunung tersebut.

Sementara itu, yang saat ini menjadi sorotan yakni erupsi di Gunung Marapi Sumatera Barat. Pasalnya, banyak para pendaki yang terjebak di kawasan gunung. Erupsi yang secara tiba-tiba ini juga membuat masyarakat khawatir karena abu vulkanik yang cepat meluas.

Hal ini dikhawatirkan memengaruhi kesehatan masyarakat. Apalagi, abu vulkanik mengandung berbagai bahan berbahaya sehingga jika terhirup oleh seseorang dapat menyebabkan berbagai masalah.

Erupsi Gunung Marapi masih terjadi hingga saat ini. [Dok.Antara/Al Fatah]
Erupsi Gunung Marapi masih terjadi hingga saat ini. [Dok.Antara/Al Fatah]

Bahkan, beberapa orang mengatakan, menghirup abu vulkanik bisa sebabkan kanker paru-paru di masa depan. Namun, benarkah menghirup abu vulkanik bisa sebabkan kanker paru-paru di masa mendatang?

Baca Juga: Kisah Perjalanan Khansa Syahlaa, Remaja 17 Tahun yang Telah Mendaki 81 Gunung di Dunia

Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Paru, dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P(K), menjelaskan abu vulkanik sendiri memang mengandung berbagai macam bahan kimia yang berbahaya jika masuk ke dalam paru-paru seseorang.

Namun, bukan berarti menghirupnya seseorang langsung alami kanker paru-paru. Berdasarkan keterangan dr. Sita, kanker paru-paru ini terjadi jika adanya paparan zat tersebut terus-menerus. Jika hal ini terjadi, maka risiko seseorang terkena kanker paru-paru juga bisa lebih tinggi.

“Abu vulkanik itu ada silika, karbon, dan banyak lagi, jadi banyak bahan kimia dan zat berbahaya yang bisa masuk ke dalam paru. Pengaruhnya itu jangka panjangnya memang ada, kalau itu paparannya terus menerus bisa berisiko lebih tinggi (kanker paru-paru) dari yang normal,” ucap dr. Sita dalam media briefing secara daring bersama PB IDI, Senin (4/12/2023).

Meski demikian, data yang menyebutkan kanker paru-paru disebabkan abu vulkanik yang terhisap ini belum ada. Namun, secara teori, abu vulkanik memang bisa membuat imunitas paru terganggu sehingga bisa sebabkan masalah termasuk kanker.

Untuk itu, masalah abu vulkanik sebabkan kanker paru-paru ini perlu penelitian yang lebih panjang. Sementara jika adanya erupsi gunung berapi, diharapkan untuk menghindari abu agar tidak banyak terhirup karena bisa alami gangguan pernapasan atau masalah lainnya.

Baca Juga: Sejak 2009, Pendaki Gunung Cikuray Reni Komalasari Masih Dinyatakan Hilang

“Datanya belum ditemukan, tapi secara teori tentu saja memengaruhi imunitas paru, sehingga menimbulkan gejala pada di paru. Apakah ada gejala paru, perlu dilakukan penelitian yang lebih panjang,” ucap dr. Sita.

Terkait kasus erupsi Gunung Marapi, berdasarkan keterangan akun Instagram Basarnas Padang, laporan sementara ada 49 pendaki dievakuasi. 11 pendaki dinyatakan meninggal dunia sementara 12 orang orang masing dalam pencarian tim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI