Sekolah Kuliner Indonesia vs Luar Negeri Mana yang Lebih Bagus? Chef Stefu Santoso Ungkap Faktanya

Senin, 04 Desember 2023 | 10:30 WIB
Sekolah Kuliner Indonesia vs Luar Negeri Mana yang Lebih Bagus? Chef Stefu Santoso Ungkap Faktanya
Chef Stefu. (Instagram/@stefusantoso)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan ramai pembicaraan mengenai perbandingan sekolah kuliner di Indonesia dengan di luar negeri. Hal tersebut dipicu acara MasterChef Indonesia season 11 yang mempertemukan Belinda dan Kiki pada babak grand final.

Belinda yang keluar sebagai juara 1 diketahui memiliki riwayat pendidikan lulusan sekolah kuliner Le Cordon Bleu di Selandia Baru. Sementara Kiki yang menjadi runner up lukusan SMK Negeri jurusan Tata Boga. Namun, gelar juara Belinda menimbulkan kontroversi lantaran netizen di media sosial menilai Kiki lebih pantas raih gelar juara pertama.

Menjawab perbandingan sekolah kuliner di dalam dan luar negeri, chef senior Stefu Santoso mengatakan kalau hal terpenting dari pendidikan memasak sebenarnya praktik. Menurutnya, sekolah maupun akademi memasak di Indonesia saat ini memang sudah banyak. 

"Semua kembali kepada sekolah, bagaimana kurikulum dibuat. Banyak kurikulum yang dibuat, mungkin ada tepat, ada yang tidak tepat, mungkin juga terlalu teoritis. Tapi juga kembali lagi berapa banyak jam praktik yang bisa diberikan kepada murid sehingga mereka jadi lebih terlatih," kata chef Stefu ditemui suara.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Cuma Lulusan SMK Tata Boga, Kiki MasterChef Indonesia 11 Bangga Bisa Lawan Lulusan Luar Negeri

Ilustrasi chef sedang memasak di dapur. [Shutterstock]
Ilustrasi chef sedang memasak di dapur. [Shutterstock]

Namun, diakui chef Stefu, kebanyakan sekolah kuliner di Indonesia saat ini masih minim praktik. Terutama dalam hal butchery atau proses memasak daging sapi.  

"Kekurangan sekolah chef di Indonesia, jam praktik sangat kurang. Karena yang selalu jadi alasan adalah kurang dana. Kaya kita ngomong mau motong daging, kan harus ada dagingnya. Alasannya daging mahal. Untuk beli bahan baku ini, saya akui, tidak murah terutama daging. Kita gak bisa pakai daging asal-asalan. Daging juga harus proper supaya mereka tahu muscle to muscle," paparnya.

Padahal, lanjut Chef Stefu, pengalaman praktik sangat diperlukan para siswa sebagai bekal untuk bekerja setelah lulus. Meski setelah lulus, biasanya chef muda harus melewati masa magang, selama kurang lebih bulan, dengan tugas memasak sederhana. 

"Biasanya mereka mengerjakan sesuatu yang tidak terlalu besar. Lebih ke potong sayuran, preparation, jaga omelet station. Tapi setelah mereka lebih mampu biasanya mereka dikasih job lebih tinggi. Itu tergantung properti dan kemampuan si anak," pungkas Chef Stefu.

Baca Juga: Rasa dan Kemampuan Memotong Daging Jadi Faktor Penting Dalam Kompetisi Memasak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI