Suara.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa Tenggara Timur (NTT) menduduki peringkat ketiga sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia dengan angka 20,23 persen.
Selain angka kemiskinan yang tinggi, BPS juga mencatat pada lamannya bahwa penduduk usia 15 tahun ke atas di NTT juga masih buta huruf yaitu sekitar 5,37% atau 1,72% lebih tinggi dibandingkan persentase nasional.
Selain itu, menurut BPS tahun 2021, lebih dari 70% gedung sekolah di Indonesia memiliki bangunan yang tidak memadai. Di NTT (Indonesia Timur), khususnya, lebih dari 50% sekolah dalam kondisi rusak (Neraca Pendidikan Daerah NTT, 2021), tidak ada toilet, dan tidak dilengkapi meja, kursi, dan materi pendidikan.
Sebagian besar sekolah-sekolah tersebut terkena dampak bencana alam, terletak di daerah rawan bencana atau terpencil.
Melihat kondisi tersebut, PT Kredit Pintar Indonesia dan PT Atome Finance Indonesia yang berada di bawah naungan Atome Financial, menggandeng Yayasan Happy Hearts Indonesia, melakukan aksi sosial pembangunan perpustakaan sekolah di SMP Wee Wella, di Jalan Wee Nga Rakonda Watu, Desa Wee Wella, Distrik Kodi Utara, Barat Daya, Kabupaten Sumba, (NTT), baru-baru ini.
Di sekolah ini terdapat 146 orang pelajar dan 10 orang tenaga pengajar. Proses pembangunan perpustakaan dimulai sejak Oktober 2023 dan rampung di pertengahan November 2023.
“Kami berharap perpustakaan ini menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi semua pelajar, membantu mereka membentuk masa depan yang gemilang," kata Direktur Kepatuhan PT Kredit Pintar Indonesia, Yasmine Meylia saat peresmian perpustakaan SMP Wee Wella, Jumat (17/11/2023).
Di kesempatan yang sama Direktur Utama PT Atome Finance Indonesia, Meri Ui berharap dengan adanya perpustakaan sekolah yang memadai, dapat meningkatkan literasi anak-anak di Sumba.
"Selain itu, dukungan yang kami lakukan tak hanya sebatas dalam hal donasi pembangunan fisik perpustakaannya saja, namun kami juga mengajak serta karyawan kami untuk terlibat langsung sebagai volunteer, mengajak para pelajar di sekolah Wee Wella untuk mengikuti berbagai aktivitas positif,” imbuhnya.
Baca Juga: Thariq Halilintar Caleg Dapil Berapa? Warganet Meragukan Riwayat Pendidikannya
Selain dukungan berupa donasi untuk pembangunan perpustakaan, adapun aksi konkrit dari kegiatan sosial yang dilakukannya bersama para pelajar SMP Wee Wella antara lain; pengecatan pagar sekolah, donasi buku bacaan dan alat tulis, membuat lukisan mural, fun games, hingga kelas literasi keuangan mengenai pengenalan seputar lembaga keuangan.
“Selama ini SMP Wee Wella belum memiliki perpustakaan sehingga buku-buku yang kami miliki tidak ada tempat penyimpanannya. Dengan adanya perpustakaan ini kami berharap anak-anak semakin bersemangat dan gemar membaca, karena hal ini menjadi sebuah tolok ukur sebuah sekolah bisa lebih maju dan berkembang,” kata Kepala Sekolah SMP Wee Wella,
Delfinus Mete.
Ia juga berharap perpustakaan tersebut tidak hanya menjadi pusat pengetahuan, tetapi juga menjadi sarana pengembangan karakter dan potensi setiap pelajar.