Mengenal Julid Fi Sabilillah yang Trending di X, Gerakan yang Bikin Netizen Zionis Israel Ancam Lapor Polisi

Dinda Rachmawati Suara.Com
Sabtu, 02 Desember 2023 | 15:35 WIB
Mengenal Julid Fi Sabilillah yang Trending di X, Gerakan yang Bikin Netizen Zionis Israel Ancam Lapor Polisi
Korban Julid Fi Sabilillah, Gerakan Perang di Media Sosial Untuk Melawan Zionis Israel (X)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Julid Fi Sabilillah mendadak trending di Twitter, gerakan yang dibuat netizen Indonesia dan Malaysia khusus untuk memberikan perlawanan Zionis Israel di media sosial. 

Gerakan ini pertama kali muncul dari akun Erlangga Greschinov (@Greschinov). Ia ‘diangkat’ menjadi komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti-Israel. 

Menurutnya, Julid Fi Sabilillah juga dibentuk sebagai respon atas serangan Israel terhadap RS Indonesia dan Sekolah Qur'an Malaysia di Gaza. Layaknya perang sungguhan, mereka pun membuat persiapan serangan agar semuanya berjalan terkoordinis dengan baik dan rapi.

Ditekankan pula bahwa gerakan julid fi sabilillah ini hanya berfokus untuk memerangi Zionis dan Israel, bukan Yahudi sebagai ras dan agama. Ia juga mengimbau agar netizen yang ikut dalam gerakan ini untuk tidak membawa narasi antisemitisme, seperti holocaust, Hitler, dan sebagainya. 

Baca Juga: Nyayian 'Kematian' untuk PM Israel hingga Joe Biden Menggema di Reuni Akbar 212

"Kalau ada orang Yahudi pro-Palestina yang gak salah apa-apa lo serang juga, lo bukan bagian dari #JulidFiSabililah," tulis Erlangga dalam akun X-nya.

Erlangga pun mengunggah teknis untuk gerakan tersebut, di mana serangannya terdiri dari operasi umum dan khusus. Netizen Indonesia dan Malaysia yang ingin ikut, yang mereka sebut sebagai pejuang bisa memilih operasi mana yang mereka inginkan, atau bahkan bisa keduanya.

Dituliskan, Operasi Umum, kata dia memiliki Sandi Operasi #JulidFiSabilillah. Di sini pejuang harus melakukan trolling dengan cara menghujat, spam, meneror kontak halodek Israel (Zionis Israel) dan propaganda zionis di media sosial. Demi kelancaran operasi dan kemudahan koordinasi, sudah dibuatkan grup besar komando bagi para pejuang. 

Sementara Operasi Khusus, terdiri dari Jalur #StandWithSiRewel, khusus bagi para pejuang yang mau berpura-pura memberikan dukungan ke halodek Israel via DM, agar mereka menganggap par pejuang "teman" dan mengarahkan pembicaraan agar target mau kasih nomor WA. Misinya adalah memperoleh kepercayaan halodek Israel untuk dimanfaatkan atau diteror kemudian.

Ada juga Jalur #BaperBerujungMaut, di mana pejuang menjalankan misi ngeganjenin halodek Israel, hingga mereka memberi nomor WA dan akan disebar ke sesama pejuang Julid Fi Sabilillah. Misinya adalah mempermainkan emosi halodek Israel.

Baca Juga: Konflik Zionisme, Yahudi dan Israel dalam Buku karya Dr. H. Ibnu Burdah, MA

Lainnya Jalur #ModeVOC. Khusus bagi pejuang yang berminat menjalankan misi adu domba. Misinya membuat

ide-ide baru untuk menyemai bibit-bibit permusuhan bagi Israel. Misal meng-edit foto mereka seakan-akan mereka bela Palestina terus membuat akun 'bodong'

yang berisi editan foto-foto atau video halodek Israel (ditujukan buat pangkat2 rendahan), kemudian DM petinggi IDF mengabarkam bahwa ada pengkhianat yang membela negara musuh.

Terakhir, Jalur #PERMISIPAKETTT khusus bagi pejuang yang suka di dunia hack, kirim phising, dan virus buat Israel. Menyerang mereka via peretasan. Cocok buat para hacker!

Tentu saja hal ini diharapkan bisa menumbangkan akun-akun milik para tentara IDF hingga netizen Zionis Israel yang kerap melancarkan propaganda di media sosial. 

"Sudah ada yang mulai menjalankan adu domba #ModeVOC. Mengedit tentara IDF seakan-akan bela Palestina, akan lebih mantap kalau dia dihujat pakai bahasa Ibrani dan dilaporkan ke petinggi IDF atas "pengkhianatan"-nya," tulisnya.

Benar saja, aksi hujatan dan serangan brutal melalui jalur media sosial dari gerakan Julid Fi Sabilillah itu berhasil membuat lawan kena mental. Akibatnya, banyak dari tentara IDF dan netizen Zionis Israel yang menutup akun media sosial mereka. Tak sedikit pula yang mengaku ingin pergi ke psikiater dan melapor ke polisi Israel.

Salah satunya adalah seorang tentara wanita Israel. Sebelum akunnya tumbang, ia sempat melawan dengan menyinggung soal sejarah Indonesia.

"Dalam 48 jam terakhir aku jadi target. Instagram dan WhatsApp pribadiku lagi diserang oleh ribuan pro Palestina Muslim dari Indonesia," aku tentara wanita Israel itu dalam video yang diunggah akun X (Twitter) @greschinov.

"Mereka memanggilku pembunuh bayi, monster, pencuri dari tanah mereka, padahal tanah kami, Kolonialisme, dan p***r. Mereka mengganggu dan menelponku non stop berjam-jam, siang dan malam. Mereka menggunakan fotoku sebagai kanvas untuk dihina," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI