Suara.com - Menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai Presiden Indonesia, serangan demi serangan menghujam Jokowi. Sindiran hingga kritik pedas kian bermunculan seiring dengan tuduhan politik disnasti yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Bahkan kini hubungan PDI Perjuangan dengan Jokowi dikabarkan kian memanas. Buntut dari Jokowi yang merestui putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
Serangan Demi Serangan Menghujam Jokowi
Berikut ini adalah beberapa sindiran hingga kritik pedas yang dilayangkan oleh sejumlah tokoh kepada Presiden Jokowi:
1. Megawati sindir penguasa seperti zaman orde baru
Megawati tampaknay sangat geram dengan penguasa di jaman ini yang diklaim mirip seperti masa orde baru. Hal ini ia sampaikan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud di wilayah Expo Kemayoran, Jakarta, (27/11/2023).
Menyampaian pendapat dengan berapi-api, Megawati mengatakan bahwa republik Indonesia dibangun dengan penuh pengorbanan.
"Republik ini (dibangun) penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?" Kata Megawati.
Tak sampai di situ, Megawati juga merasa bahwa dirinya sudah tidak dihargai. Padahal statusnya merupakan presiden ke 5 Republik Indonesia.
"Bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," jelasnya.
2. Sindir penguasa haus jabatan
Masih dalam satu acara yang sama, Megawati juga turut menyindir para penguasa yang ingin melanggar aturan untuk berkuasa lebih lama.
"Dulu, Reformasi itu apa sih? Kan mengubah, jabatan seorang pemimpin supaya ada batas waktunya. Ya sudah, itu bagian dari amandemen dan bagian yang diputuskan. Ya sudah lah, aturan tersebut mbok diikuti, jangan dilanggar-langgar," kata Megawati.
Dengan mengikuti aturan itu, Megawati menekankan kepada para kader PDIP agar tidak melanggar aturan terkait batas jabatan yang telah berlaku.
3. Tantangan Megawati
Megawati juga pernah menantang para pihak yang ingin menguasai republik Indonesia serta haus jabatan. Bahkan, dengan lantangbMegawati siap menghadapi para kelompok yang mencoba untuk melakukan kekerasan terhadap rakyat Indonesia.
"Kelompok-kelompok mau melakukan kekuatan-kekuatan kekerasan kepada rakyat Indonesia, terus terang lho, hadapi saya, hadapi saya, hadapi saya," ungkap Megawati.
4. Adian Napitupulu sebut Jokowi minta tiga periode
PDI-P pernah melakukan serangan ke Jokowi yang berkaitan dengan rencana perpanjangan masa jabatan presiden. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDI-P, Adian Napitupulu, ia menyebut, jika persoalan antara partainya dan pemimpin negara berawal dari PDI-P yang tidak mengabulkan permintaan dari Jokowi untuk dapat memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden selama tiga periode.
"Nah, ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” ungkap Adian dalam keterangan tertulisnya, pada Rabu (25/10/2023).
5. FX Hadi Rudyatmo sebut Iriana Kecewa karena Jokowi disebut petugas partai
Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo alias FX Rudy dalam salah satu pernyataan mengatakan jika istri sang Presiden, Iriana Jokowi sempat merasa kecewa lantaran suaminya mendapat julukan 'petugas partai.'
Rudy sontak merasa sakit hati dengan sikap sang Ibu Negara karena petugas partai memiliki arti petugas rakyat.
"Saya agak sakit hati karena Bu Iriana menyampaikan kecewa dengan Pak Jokowi dihina sebagai petugas partai," ujar Rudy.
6. FX Rudy singgung Iriana tak hadir di pemakaman mertua
Tak sampai di situ, Rudy juga menyinggung persoalan sang Ibu Negara yang tidak menghadiri pemakaman sang mertua, mulai dari proses awal sampai akhir pemakaman.
“Ibunya Pak Jokowi meninggal dunia aja (Bu Iriana) enggak melayat, sampai tahlilan terakhir seribu hari enggak hadir,” kata Rudy.
Diketahui, mendiang ibunda Joko Widodo yaiti Sudjiatmi meninggal pada tanggal 25 Maret 2020 silam dan Iriana dituduh tidak mau hadir dalam prosesi pemakaman. Lebih lanjut, Rudy juga menegaskan bahwa sikap Iriana ini dinilai tak terpuji. Karena, menilai Iriana bisa menyandang predikat Ibu Negara lantaran sang suami yang berhasil menjadi presiden.
“Wong mertuanya sendiri aja tidak dihargai dihormati, yang membesarkan Pak Joko Widodo yang bisa menjadi presiden. Kalau Pak Joko Widodo enggak jadi presiden kan (Bu Iriana) juga tidak jadi ibu negara,” pungkasnya.
7. Rudy singgung Gibran telah cabut KTA
Rupanya, serangan Rudy tak berhenti di situ, dia juga melayangkan sindiran ke Gibran, putra sulung Jokowi yang saat ini digandeng Prabowo Subianto sebagai cawapres.
Rudy mengatakan bahwa Jokowi masih berstatus kader PDIP, sementara Gibran sudah tidak aktif lagi. Ia juga mengungkit jika Gibran belum mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP meskipun kini tak berstatus kader.
8. Blak-blakan sebut Gibran berbohong soal program di Solo
Selain itu, Gibran juga disebut bahwa dia berbohong soal 17 skala prioritas di Solo. Rudy secara blak-blakan menyebut jika Gibran sudah berbohong karena mengklaim 17 skala prioritas di Solo sebagai bagian dari pikirannya.
Sontak, Rudy menegaskan jika program 17 skala prioritas di Solo adalah semuanya didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) serta dana dari tanggung jawab sosial perusahaan milik negara (BUMN).
9. Agus Raharjo sebut Jokowi minta kasus e-KTP dihentikan
Terbaru, dalam program Rosi Kompas TV, Agus Raharjo membahas tentang kasus e-KTP yang mana menimpa mantan Ketua DPR Setya Novanto (Setnov). Dalam kasus e-KTP tersebut, Agus Rahardjo kepada Rosi mengaku jika ia pernah dipanggil oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang marah, bahkan meminta supaya kasus e-KTP Setnov itu dihentikan.
Akan tetapi, pengakuan Agus Rahardjo di program Rosi Kompas TV ini, secara tegas dibantah oleh Koordinator Staf Presiden Ari Dwipayana. Dia membantah terkait tudingan pertemuan antara Presiden Jokowi dan Agus Rahardjo, apalagi membahas tentang kasus E-KTP
Pernyataan tersebut disampaikan olej Ari Dwipayana melalui pesan singkat kepada KOMPAS TV, pada Jumat (1/12/2023).
"Setelah dicek, pertemuan yang diperbincangkan tersebut tidak ada dalam agenda Presiden," kata Ari.
Demikianlah serangan demi serangan menghujam Jokowi, jelang akhir masa jabatannya. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari