Suara.com - Chef Arnold Poernomo, salah satu juri MasterChef Indonesia akhirnya buka suara soal kontroversi menangnya Belinda Christina dari Rizkisyah Putra Singarimbun alias Kiki di kompetisi memasak tersebut.
Menurutnya, jika dilihat dari latar belakang dan pengalamannya di dunia memasak, harusnya Kiki sudah didiskualifikasi saat memasuki babak grand final.
Itu disebabkan, karena tim MasterChef Indonesia nampaknya kecolongan tentang kontestan lulusan SMK tersebut telah menjadi Executive Chef sejak tahun 2019. Padahal salah satu aturannya adalah kontestan harus merupakan juru masak amatir.
"Sudah baik kita tidak diskualifikasi. Sudah cukup sampai disitu. Sisanya kita bahas ber 3," bunyi cuitan Chef Arnold yang kemudian menjadi bahasan panas, seperti dikutip pada Kamis (30/11/2023).
Baca Juga: Jadi Juara MCI 11, Jam Terbang Belinda Malah Kebanting oleh Kiki
Arnold juga tampak menanggapi cuitan akun X @evantan yang mengunggah CV Kiki dan mencantumkan beberapa kali pengalamannya sebagai Executive Chef. “Loh loh,” tulis Arnold.
Namun temuan ini malah memunculkan juga tangkapan layar akun LinkedIn Belinda yang ternyata juga telah menjabat sebagai jurutama masak profesional. Jabatan terakhir yang diemban Belinda adalah sebagai Chef De Partie di Hastings People, Australia sejak Oktober 2022.
Temuan ini sendiri membuat Arnold langsung pasang badan dan menyebut bahwa jam terbang Kiki sebagai Executive Chef jelas melampaui Belinda.
“Beda… Executive chef dan cdp. Executive chef lebih tinggi jam terbangnya dari CDP, itu cuma title dan sesuai pengalaman dan job desc,” ungkap Arnold.
Bahkan Arnold secara tersirat menyebut Kiki hampir didiskualifikasi tetapi dibatalkan karena sudah masuk babak grand final.
Baca Juga: Profil Oca Rozano, Mantan Orang Dalam yang Beberkan Settingan di MasterChef Indonesia
"Baru tau setelah dia di final. Mau di dis saat final??? Ga lucu,” cuit Arnold menjawab pertanyaan warganet yang heran mengapa Kiki tidak didiskualifikasi sejak awal saja bila tidak memenuhi persyaratan peserta.
Aturan MasterChef yang Harus Diikuti Setiap Kontestan
MasterChef adalah waralaba acara kompetisi memasak di televisi yang dibuat oleh Franc Roddam, yang bermulai dari versi Britania Rayanya pada bulan Juli 1990.
Kompetisi memasak ini memiliki sejumlah aturan yang harus diikuti. Apa saja? Berikut daftarnya dikutip The Things.
1. Pengatur Waktu Tidak Boleh Diabaikan
Pengatur waktu seperti musuh utama bagi juru masak di MasterChef. Para kontestan mungkin merasa mereka dapat melampaui batas pengatur waktu. Namun, meski itu hanya beberapa detik, tindakan ini sangat salah, karena ini adalah aturan yang ketat yang harus dipatuhi.
Segera setelah pengatur waktu mati, kontestan tidak dapat melakukan apa pun dengan hidangannya dan harus mundur beberapa langkah. Perubahan apa pun yang mereka lakukan setelah itu tidak dipertimbangkan.
2. Tidak Boleh Memiliki Pengalaman Koki Sebelumnya
Inti dari pertunjukan ini adalah untuk memiliki juru masak amatir yang bercita-cita menjadi koki profesional. Meskipun aneh bagaimana setiap amatir tampaknya berpengalaman dalam menyiapkan makanan berkualitas tinggi, mereka tetaplah orang-orang yang tidak bekerja dalam profesi makanan. Jika ada kontestan yang mempunyai pengalaman sedikit pun bekerja di dapur, mereka dijamin akan didiskualifikasi.
3. Sumber Pendapatan Utama Kontestan Tidak Boleh Berhubungan dengan Makanan
Beberapa orang mungkin menyimpang dan menyatakan bahwa mereka tidak memiliki pengalaman memasak, namun jika mereka memiliki bisnis katering atau memiliki bisnis makanan sendiri, mereka tidak memenuhi syarat untuk menjadi kontestan MasterChef.
Jika mereka diketahui telah menipu acara tersebut agar tim memilih mereka, maka mereka akan segera dikeluarkan dari kompetisi. Pada dasarnya, siapa pun yang hidupnya mendapat manfaat dari menyiapkan makanan tidak dapat tampil di acara tersebut.
4. Harus Berusia Di Atas 18 Tahun Untuk Masuk
Junior Master Chef memiliki batasan 12, yang berarti rentang usia 13-17 tahun tidak dapat ditempatkan di salah satu acara. Lebih baik bagi orang-orang pada usia ini untuk mengasah keterampilan mereka dan mengikuti audisi pada saat yang tepat.
5. Harus Menerima Semua Kritik
Ini mungkin merupakan pukulan terhadap harga diri seorang kontestan yang merasa dirinyalah yang terbaik, namun para juri seharusnya adalah para profesional yang sukses di industri ini; jadi mereka tahu apa yang mereka bicarakan. Para juri hampir selalu sangat baik dalam menyampaikan kritiknya, namun terkadang mereka juga dikenal sangat terbuka.
Jika hal ini terjadi, kontestan tidak dapat mempertanyakan apa yang dirasakan juri, karena kritik mereka bersifat final, dan yang dapat dilakukan oleh kompetitor hanyalah mencoba belajar darinya.
6. Makanan Audisi Harus Disajikan Hanya Di Satu Piring
Kit telah melihat para kontestan melakukan servis dengan keras dan menyaksikan mereka menyajikan hal-hal yang tampaknya terlalu banyak untuk muat di banyak piring, tetapi ini hanya pengecualian untuk bagian utama kompetisi karena audisi memiliki aturan struktur.
Di sini, kontestan harus menyajikan apa pun yang mereka buat dalam satu piring. Jika hal ini menghambat penyajian hidangan, sayang sekali karena satu piring adalah syaratnya.
7. Tidak Bisa Terlibat Dengan Juri
Untungnya, setiap juri yang kita lihat sejauh ini telah menikah atau berhalangan hadir, tetapi acara tersebut memiliki kebijakan bahwa juri tidak terlibat dengan kontestan. Menghadirkan anggota keluarga atau teman juri di acara tersebut juga tidak diperbolehkan, karena juri tidak akan memihak.
Terlibat saat pertunjukan sedang berlangsung bahkan lebih buruk lagi, dan orang-orang ini akan segera disingkirkan – hal ini akan mengakibatkan juri juga dipecat dari pekerjaannya.