Suara.com - Happy Salma telah lebih dari 25 tahun berkarier sebagai artis. Tidak hanya jago akting, dia juga pantai menulis serta menjadi produser dari sebuah pertunjukan. Kali ini, Happy Salma tunjukan kepiawaiannya dalam bidang seni lewat medium berbeda, yakni perhiasan.
Diketahui bahwa perempuan asal Sukabumi itu memang telah memulai bisnis perhiasaan sejak 15 tahun lalu yang dia beri nama Tulola. Jelang akhir tahun 2023, Happy Salma pun tuangkan inspirasi kreatifnya melalui koleksi terbaru Tulola dengan judul “Pertemuan Purnama”.
Bukan sekadar judul, Happy Salma menceritakan kalau koleksi “Pertemuan Purnama” benar-benar terinspirasi dari kisah persahabatan, jalinan batin yang intim, serta mula dari harapan.
"Sebtulnya ini sangat personal. Selama proses kreatif di Bali, saya dan Sri (Principal creative designer Tulola, Sri Luce) lakukan momen sangat indah sebagai bagian dari fase kehidupan. Setiap purnama kita bertemu di bawah langit Bali dan di depan laut. Tanpa disadari, namanya orang kreatif, proses itu lah yang akan jadi karya," cerita Happy Salma saat konferensi pers di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Baca Juga: Chelsea Islan Ngaku Mulai Berhenti Pakai Berlian, Ternyata Alasannya karena Bikin Dirinya Miris
Terinspirasi dari kisah seniman di masa lampau, Happy Salma melengkapi koleksi perhiasan tersebut dengan puisi yang dia dan Sri Luce tulis secara bersahut-sahutan. Kumpulan puisi tersebut yang kemudian disatukan dalam katalog terbaru Tulola. Pada akhirnya, kata Happy Salma, seluruh karya pada koleksi Pertemuan Purnama itu memang berawal dari kata serta cerita kehidupan.
"Pertemuan Purnama lahir ketika saya menemani sahabat saya, Sri Luce saat keadaan sedang tidak baik-baik saja. Dengan perasaan kehilangan yang mendalam, kami saling berkirim puisi untuk menyampaikan perasaan masing-masing," ungkap artis 43 tahun tersebut.
Koleksi yang diluncurkan itu terdiri dari 32 items ArtWear dan 28 items Signature berupa anting-anting, subeng, studs, necklace, sirkam, brooch. Proses pembuatannya butuh waktu pengerjaan kurang lebih 1 bulan setiap itemnya dengan teknik gergajian, tatahan, dibentuk, dirangkai dengan patri yang seluruhnya dikerjakan dengan tangan.
Adapun materian yang digunakan berupa 92,5 persen perak murni dengan pelapisan emas 18 karat. Sedangkan untuk motif dibuat dengan konsep Tulola Vintage, seperti moon flower (motif oral yang terinspirasi oleh awal yang baru dan siklus hidup bagaimana sesuatu berkembang), Cyles and Tides atau Siklus dan Gelombang (bercerita tentang perubahan dan siklus kehidupan yang terus menerus ditemukan dalam diri).
Serta Moon Dancers (kelinci yang digunakan dalam cerita sebagai simbol kemungkinan dan keingintahuan yang tak terbatas, karakter yang menjadi saksi permulaan dan perkembangan serta siklus dan pasang surut).
Baca Juga: Anak Ganjar Pranowo Singgung Komersialisasi Seni Masih Jadi Pekerjaan Rumah