70 Persen Korban Jiwa di Gaza Perempuan dan Anak, Deretan Perempuan Ini Ajak Terus Suarakan Palestina

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 29 November 2023 | 15:56 WIB
70 Persen Korban Jiwa di Gaza Perempuan dan Anak, Deretan Perempuan Ini Ajak Terus Suarakan Palestina
70 Persen Korban Jiwa di Gaza Perempuan dan Anak, Deretan Perempuan Ini Ajak Terus Suarakan Palestina. (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hingga kini serangan yang dilakukan oleh Israel ke Palestina masih terus berlangsung. Banyak gedung luluh lantah dibombardir dan ribuan jadi korban jiwa. Sementara, sorotan dari berbagai media, terutama media internasional juga semakin berkurang. 

Merespons hal tersebut, Direktur Utama Adara Relief Internasional, Ir. Maryam Rachmayani, S.Th., M. M., mengajak seluruh pihak untuk terus menyuarakan Palestina. Ia meminta masyarakat jangan pernah bosan terlebih berhenti menyuarakan hingga penjajahan itu berakhir. 

"Jangan pernah bosan apalagi berhenti hingga penjajahan itu berakhir, karena ‘your silence is killing’. Diamnya kita, berarti merestui genosida yang sedang terjadi di Gaza," kata Maryam. 

Maryam mengatakan bahwa genosida Israel di Gaza terjadi karena dunia telah lama mengabaikan Palestina. Padahal, isu kemanusiaan di Palestina adalah tanggung jawab bersama, khususnya karena anak dan perempuan menjadi pihak paling rentan sekaligus sasaran utama penjajah Israel dalam setiap agresi maupun kebijakan penjajahannya. 

Baca Juga: Buku 'Bingkisan Cantik untuk Ibu Hamil', Upaya Mempersiapkan Kehamilan

70 Persen Korban Jiwa di Gaza Perempuan dan Anak, Deretan Perempuan Ini Ajak Terus Suarakan Palestina. (Dok. Istimewa)
70 Persen Korban Jiwa di Gaza Perempuan dan Anak, Deretan Perempuan Ini Ajak Terus Suarakan Palestina. (Dok. Istimewa)

“Bahkan jika agresi telah berhenti sama sekali hari ini pun, dunia masih memiliki utang untuk Gaza dan Palestina. Agresi bukan hanya telah mengakibatkan korban kematian sebanyak lebih dari 15.000 jiwa, termasuk sekitar 6.000 anak dan 4.000 perempuan, tetapi juga meninggalkan banyak luka fisik maupun psikis yang membutuhkan pemulihan dalam jangka panjang. Selain itu, ribuan anak telah menjadi yatim dan piatu baru dan perempuan-perempuan menjadi janda, di tengah kondisi Jalur Gaza yang hancur lebur dan perekonomian berhenti total,” tutur Maryam. 

Dalam Peringatan Solidaritas Internasional untuk Palestina ini, Maryam mengatakan bahwa pihaknya merilis program ‘Bangun Kembali Gaza’.

”Kami berkomitmen untuk membangun kembali Gaza dengan mendirikan klinik kesehatan, pusat bantuan untuk kebutuhan anak dan perempuan, serta taman bermain anak. Selain itu, 2.000 yatim akan mendapatkan kesempatan melanjutkan masa depannya mealui program Dekap Yatim Palestina, 1.000 penghafal Al Qur’an setiap tahun akan dilahirkan dari Gaza melalui program HAQ (Hidupkan Ahlul Qur’an).”

Dr. Rabab Awadh, sekretaris Global Woman Coalition for Al Quds and Palestine (GWCQP), menyampaikan bahwa peran perempuan sangat penting dalam membela dan menyuarakan Palestina.

“Saudariku bentuklah generasi, kita harus fokus pada pendidikan generasi anak-anak kita, mereka harus tahu sejarah dan fakta mengenai apa yang terjadi saat ini di Palestina. Kita harus memainkan peran penting ini. Anak-anak kita saat ini dengan izin Allah kelak akan menjadi generasi pembebas yang berkontribusi dalam terwujudnya kemerdekaan Palestina yang waktunya hanya berjarak dua ujung busur panah bahkan lebih dekat dari itu (sudah tidak lama lagi)," kata dia. 

Baca Juga: Napak Tilas Sejarah Arab dan Israel, Ulasan Buku Arab Israel untuk Pemula

Berbicara atas nama Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsa (KPIPA), Nurjanah Hulwani menyatakan bahwa kejahatan penjajah zionis harus dilawan dengan segala kekuatan yang dimiliki. Ia mengaskan lebih dari 14 ribu yang meninggal di Gaza, 70 persen nya adalah perempuan dan anak dalam waktu 1,5 bulan, ini adalah bentuk kejahatan kemanusian terbesar yang dilakukan penjajah zionis Israel.

"Kita perempuan Indonesia harus terus menyuarakan dan membuktikan pembelaan kita kepada Palestina dengan menghimpun kekuatan yang kita miliki yaitu kekuatan politik, kekuatan media dan kekuatan dana.” ujarnya, “semoga dengan kekuatan2 tersebut kita bisa mengurangi penderitaan perempuan dan anak Palestina.”

Sementara itu, Bunda Romi menyatakan bahwa program-program pemulihan Gaza pasca agresi sangat penting, khususnya bagi anak dan perempuan yang menjadi sasaran Israel, “Anak-anak dan perempuan harus dilindungi, karena mereka adalah penerus bangsa.”

ia menegaskan, “kita bisa membantu masyarakat di Palestina, tidak hanya dari sisi kesehatan fisik ilmu kedokteran tapi secara psikologis kita bisa membantu mereka, menghilangkan trauma, membantu perempuanperempuan yang merasa sudah mengalami banyak hal dalam hidupnya agar mereka bisa keluar dari perasaan cemas dan rasa tidak nyaman ini, melalui konseling online atau apapun agar dapat membantu membangitkan kehidupan mereka.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI