Kritik Praktik Fast Fashion, Spotlight Indonesia Angkat Kolaborasi Wastra Berkonsep Sustainable Fashion

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 28 November 2023 | 17:15 WIB
Kritik Praktik Fast Fashion, Spotlight Indonesia Angkat Kolaborasi Wastra Berkonsep Sustainable Fashion
Spotlight Indonesia Angkat Kolaborasi Wastra Berkonsep Sustainable Fashion. (Dok. Spotlight Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Praktik Fast fashion yang memproduksi pakaian murah dalam jumlah besar untuk mengikuti tren terkini telah benyak mendapat kritik.  Pendekatan ini menghasilkan pakaian yang dibuat dengan kualitas kurang baik dan tidak dirancang agar tahan lama, yang menyebabkan tingkat pergantian dan kebutuhan akan barang baru yang lebih tinggi.

Sedangkan produksi tekstil dan pakaian membutuhkan air, energi, dan bahan kimia dalam jumlah besar. Pembuangan produksinya berkontribusi besar terhadap polusi dan limbah, bahkan industri fesyen adalah salah satu pencemar terbesar di dunia. 

Selain degradasi ekologi, fast fashion juga berkontribusi pada degradasi sosial yang signifikan. Praktik produksi di negara-negara berkembang untuk memangkas biaya telah menyebabkan kondisi kerja yang buruk dan eksploitasi pekerja.

Banyak perusahaan fast fashion dikritik karena tidak memberikan upah layak bagi pekerjanya dan gagal menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. 

Material murah yang limbahnya tidak mudah terurai oleh bumi, sistem produksi yang tidak etis, ditambah lagi dengan pola konsumtif masyarakat dunia yang disengaja diciptakan oleh industri fast fashion, menjadikan fesyen sebagai masalah besar, namun sekaligus juga menjadi peluang bagi desainer yang mencari solusi atas masalah tersebut.

Spotlight Indonesia Angkat Kolaborasi Wastra Berkonsep Sustainable Fashion. (Dok. Spotlight Indonesia)
Spotlight Indonesia Angkat Kolaborasi Wastra Berkonsep Sustainable Fashion. (Dok. Spotlight Indonesia)

Inilah yang menjadi kepedulian SPOTLIGHT Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk mengedepankan kampanye atau gerakan sustainable fashion.

Pelaksanaan SPOTLIGHT Indonesia tahun kedua pada tanggal 16-18 November 2023 di Pos Bloc Jakarta ini kembali menghadirkan karya dari desainer, jenama, maupun siswa sekolah mode yang menerapkan prinsip sustainable fashion termasuk penggunaan sumber daya lokal, seperti wastra, budaya, dan kerajinan.

Rangkaian fashion show pada hari terakhir gelaran SPOTLIGHT Indonesia 2023 – Culture: Then and Now menampilkan koleksi dari Telkom University, NYAWA x Bag by Zaharbiohazar, Neliyo by Neli Gunawan, Boldsession, Shaybee, Agnez Olivia x Dope Lab., Feymil Chang x Dekranasda Kota Payakumbuh, Enrico Ho, Rose.Ma.Lina x Sofie, JF Art School, Chikigo by Chiki Fawzi, JYK, dan The Theme by Novi Susanti.

Rancangan yang ditampilkan menunjukkan keragaman produk ready-to-wear berkonsep sustainable fashion atau penggunaan wastra dalam gaya modern kontemporer dan mengadaptasi tren fesyen global. Mengingat perkembangan pakaian pria di Indonesia belum sepesat pakaian wanita, perhelatan ini turut memberikan sorotan pada desainer dan jenama pakaian pria.

Baca Juga: Mengenali Perkembangan Sustainable Fashion: Solusi untuk Ramah Lingkungan

Kebaya merupakan salah satu pakaian kultural Indonesia. Revitalisasi kebaya digiatkan oleh Funky Kebaya Community yang bertujuan untuk mempopulerkan kebaya sebagai pakaian sehari-hari khususnya di kalangan muda. Selaras dengan kampanye bersarung wastra yang juga diangkat oleh SPOTLIGHT Indonesia, kebaya diharapkan dapat menjadi pakaian yang mengglobal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI