Suara.com - Pinjaman online alias pinjol bisa menjerat siapa saja dengan jenis profesi apa pun, termasuk dalam bidang akademis. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukan bahwa 42 persen korban pinjol di Indonesia rupanya berprofesi sebagai guru.
Firma perencanaan keuangan independen di Indonesia, Zapfinance juga mencatat alasan beragam para guru tersebut sampai terjerat pinjol. CEO sekaligus konsultan keuangan Zapfinance Prita Ghozie mengungkapkan bahwa jeratan pinjol ilegal tersebut telah mengenai guru di sekolah negeri maupun swasta, termasuk juga guru honorer.
"Kalau ngomongin penyebabnya bisa beragam. Ada yang uangnya (gaji) gak turun-turun. Kedua, ada yang masalahnya karena beli gadget, terurama saat pandemi karena mau gak mau guru harus ngajar lewat online," ungkap Prita saat acara konferensi pers #ZapfinancePeduliGuru di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Nominal peminjaman di pinjol itu juga sama beragamnya. Prita mencatat, rata-rata guru yang menjadi klien di Zapfinance telah terjerat utang sampai puluhan juta rupiah. Namun, tak sedikit yang mengeluhkan kalau besaran utang tersebut sebenarnya membengkak akibat tingginya biaya layanan. Serta banyaknya aplikasi pinjol yang dipakai untuk saling silang menutupi utang.
Baca Juga: Bolehkah Naikkan Gaya Hidup Usai UMP Naik? Pakar Keuangan Sarankan Bayar Utang Dulu
"Kemarin banyak yang teriak 'kok pinjam 5 juta tiba-tiba jadi 10 juta?' Rupanya ada biaya lain yang tidak dipahami, itu namanya biaya layanan. Selain itu, saat satu pinjol awal gagal bayar, dia pinjol lagi. Itu akhirnya buat seseorang dari satu platform tiba-tiba jadi 10, tiba-tiba jadi 15 pinjol. Itu beneran nyata, ada," cerita Prita.
Itu sebabnya, demi meningkatkan literasi keuangan terhadap para guru, Zapfinance menggelar rangkaian acara bertajuk #ZapfinancePeduliGuru dengan bertemu langsung dengan para pengajar di berbagai kota. Acara tersebut sekaligus untuk merayakan Haru Guru sekaligus ulang tahun Zapfinance ke-14.
“Kami meyakini dengan bekal literasi keuangan yang baik, para guru dapat mempraktikkannya di kehidupan mereka. Selain itu para guru juga mampu memberikan literasi keuangan tersebut ke anak didiknya juga orang tua murid,” kata Prita.
Rangkaian kegiatan #ZapfinancePeduliGuru tersebut dimulai pada 24 November 2023 sebagai rangkaian Roadshow De’Java ke 7 kota di Pulau Jawa, di antaranya Sleman, Semaran, Gunung Kaler - Banten, Depok, Bekasi, Bogor. Serta Webinar Nasional untuk berbagai guru secara online dipusatkan dari DKI Jakarta oleh lebih dari 500 guru.
Baca Juga: Targetkan Pengajar PAI Lebih Profesional dan Visioner, Kemenag Latih 13.000 Guru Agama