Profil Geert Wilders, Politikus Anti-Islam yang Menangkan Pemilu Belanda

Jum'at, 24 November 2023 | 16:36 WIB
Profil Geert Wilders, Politikus Anti-Islam yang Menangkan Pemilu Belanda
Profil Geert Wilders, Politikus Anti-Islam Menagkan Pemilu Belanda [X/Geert Wilders]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Profil Geert Wilders dan Partij voor de Vrijheid (PVV) yang menaunginya disorot dunia setelah memenangi 37 kursi di parlemen dalam pemilihan umum di Belanda pekan ini. Geert Wilders diprediksi menjadi calon kuat Perdana Menteri Belanda.

Kemenangan Greet Wilders menjadi sinyal buruk bagi Belanda dan juga dunia internasional. Pasalnya sejauh ini profil PVV yang identik dengan partai sayap kanan itu mendukung sikap Geert Wilders yang anti-Islam dan antiimigran, terutama imigran muslim. Padahal, negara-negara Eropa menjadi salah satu tujuan imigran asal Timur Tengah. 

Profil Geert Wilders

Wilders, yang kini berusia 60 tahun, dan partainya diketahui pernah mengatakan akan melarang Al-Quran serta melarang masjid dan jilbab di Belanda. Wilders sering dijuluki sebagai “Donald Trump” Belanda. Ia dikenal dengan pidato-pidato yang menyudutkan Islam dan menyalahkan para pendatang sebagai biang masalah di Belanda.

Baca Juga: Profil The Clinic Cipete, Klinik Kecantikan yang Bisa Operasi Sedot Lemak

Pada 2016 silam, politikus senior itu dihukum setelah terbukti melakukan diskriminasi karena memimpin demonstrasi untuk mengusir pendatang asal Maroko dari Belanda. Ia pernah mengatakan bahwa Al-Quran sama dengan buku Hitler Mein Kampf, karenanya tidak boleh diedarkan. Sementara pada 2008 ia pernah mengatakan bahwa Islam adalah "buah dari kebudayaan terbelakang" dan menyebut pendatang asal Maroko sebagai "sampah."

Meski demikian dalam pemilu baru-baru ini, Wilders dinilai mulai mengurangi penghinaan serta kritiknya terhadap Islam demi meraih simpati dan agar bisa membentuk pemerintahan dengan partai lain. Namun PVV dengan tegas mengatakan bahwa Islam harus berkurang dari Belanda dan untuk mencapai cita-cita itu, maka para pendatang non-Barat harus dilarang masuk ke Belanda dan kebijakan pemberian suaka harus dihentikan total.

PVV juga mendukung gagasan agar Belanda keluar dari Uni Eropa, mengikuti jejak Inggris pada 2020 silam. Selain itu Wilders juga mirip dengan Trump dalam kebijakan luar negeri. Ia menggaungkan semboyan "Netherlands First" dan berjanji akan menghentikan bantuan militer ke Ukraina, yang kini diinvasi Rusia, jika menjadi penguasa Belanda.

Butuh Dukungan Partai Lain

Di tengah kontroversi sikap Geert dan PVV, partai sebenarnya masih membutuhkan 39 kursi lagi untuk bisa membentuk pemerintahan dengan suara mayoritas di parlemen. Belanda sendiri memiliki parlemen atau DPR berisi 150 kursi.

Baca Juga: Cara Pilih Pemimpin Ala Shah Rukh Khan Menjelang Pemilu Viral, Ngena Banget!

Berdasarkan hitung cepat, koalisi Partai Buruh/Hijau berhasil meraih kursi terbanyak kedua (25), disusul oleh VVD - partai asal Perdana Menteri Mark Rutte yang kini berkuasa dan beraliran konservatif, dengan 24 kursi. Di urutan keempat ada partai NSC dengan 20 suara.

Sejauh petinggi VVD dan NSC sudah memberikan isyarat membuka peluang untuk berkoalisi membentuk pemerintahan dengan partai Wilders. Sementara koalisi partai Buruh/Hijau dengan tegas menolak bergabung bersama PVV.

Wilders sendiri ingin menjadi perdana menteri, sembari menegaskan bahwa kebijakan anti imigran dan anti pencari suaka akan menjadi program utamanya. "Yang terutama adalah pembatasan yang signifikan terhadap suaka dan imigrasi," tegas Wilders dilansir dari The Guardian.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI