Suara.com - Kasus kekerasan yang dialami Rinoa Aurora oleh Leon Dozan menjadi perhatian warganet hingga kini. Selain merasa iba dengan yang dialami Rinoa Aurora, beberapa warganet justru salut dengan keberaniannya untuk buka suara.
Menurut warganet, tidak banyak korban kekerasan berani buka suara hingga merekam bukti seperti Rinoa Aurora. Beberapa korban kekerasan justru memilih bungkam atas kejadian yang dialaminya. Padahal ini hanya bisa membuat situasi menjadi semakin buruk.
Lantas hal apa yang sebenarnya dilakukan jika alami kekerasan seperti Rinoa Aurora? Menanggapi hal tersebut, Psikolog dari Ohana Space, Annisa Mega Radyani., M. Psi., membagikan beberapa hal yang harus dilakukan saat alami kekerasan, di antaranya sebagai berikut.
1. Ketahui bentuk kekerasan
Baca Juga: Ternyata Begini cara Rinoa Aurora Lolos dari Leon Dozan saat Jadi Korban Kekerasan
Annisa menjelaskan, korban harus paham bentuk kekerasan. Ketahui kalau kekerasan tidak hanya sebatas fisik saja. Pasalnya, kekerasan dapat berbentuk verbal seperti harga diri yang dijatuhkan dan hal-hal lainnya.
“Penting banget paham kalau kekerasan bentuknya tidak hanya fisik, tetapi juga verbal. Karena seringkali orang merasa bahwa kekerasan verbal bukan kekerasan, padahal bisa banyak banget bentuknya. Bahkan verbal juga bisa dalam bentuk emosional,” ungkap Annisa aat dihubungi Suara.com, Rabu (22/11/2023).
2. Diskusi ke orang terdekat
Korban juga penting untuk coba hubungi orang-orang terdekat jika alami kekerasan. Hal tersebut dapat mengetahui apakah yang dialaminya itu benar kekerasan atau tidak.
“Nah kalau sudah melihat ini kekerasan, kita bisa mulai diskusikan kepada orang terdekat apakah ini sudah termasuk kekerasan atau tidak gitu,” ujar Annisa.
Baca Juga: Ibunda Rinoa Aurora Ungkap Reaksi Willy Dozan saat Tahu Anaknya Lakukan Kekerasan
Sementara jika kondisi korban takut untuk speak up, ini menjadi tanda kalau yang dialaminya benar sebuah kekerasan. Annisa menjelaskan, korban biasanya tidak sadar, atau menolak kenyataan dirinya berada di lingkup kekerasan. Hal ini yang harus disadari kalau itu berdampak buruk untuknya.
“Kalau merasa ‘aduk kayaknya gua enggak boleh ngomong ke orang lain soalnya orang lain merasa ini salah’, kalau ada pikiran gitu, itu sadari kalau kita sudah dalam lingkup kekerasan. Karena orang yang sudah dalam lingkup kekerasan itu enggak sadar atau enggak mau sadar dia dalam lingkaran kekerasan,” sambungnya.
3. Jaga jarak
Annisa juga menyarankan untuk bisa menjaga jarak pada pelaku kekerasan. Korban harus bisa mencari tempat yang aman untuk dirinya. Jangan sampai kekerasan tersebut terus berlanjut jika terus bertemu.
4. Sampaikan kekerasan tersebut, jika tidak berhasil kumpulkan bukti
Coba buka suara kepada pasangan kalau hal yang dilakukannya termasuk kekerasan. Hal ini bisa membantu membuatnya menjadi sadar. Namun, jika tidak berhasil, cobalah kumpulkan bukti kekerasan untuk tindakan lebih lanjut.
“Sampaikan dulu tentang kekerasan yang dilakukan, kalau tidak berhasil juga dan malah melakukan kekerasan tambahan, barulah coba untuk kumpulkan bukti-bukti, misalnya merekam untuk menunjukkan kekerasan yang dimiliki, atau misalnya kalau fisik tentunya foto diri sebagai bukti sehingga mau memperkarakan atau meminta tanggung jawab itu ada buktinya, dan sebisa mungkin putus,” tutur Annisa.
5. Minta bantuan profesional
Annisa juga menyarankan korban untuk mengunjungi profesional. Hal ini karena apa yang dialami korban bukanlah hal mudah. Oleh sebab itu, mengunjungi profesional dalam membantu hadapi masalah kekerasan yang dihadapi.