Suara.com - Meninggalnya seorang mahasiswa bernama Aldi Sahilatua Nababan di kamar kosnya di Bali sedang ramai diperbincangkan. Pasalnya pihak keluarga menduga kuat mahasiswa Bali tersebut meninggal akibat dibunuh.
“MOHON BANTUANNYA PAK JOKOWI DAN PAK KAPOLRI !!! Adik saya ALDI SAHILATUA NABABAN yang berstatus mahasiswa di Elisabeth International Bali ditemukan MENINGGAL DIBUNUH di kostnya Nusa Dua Koi Kos,” tulis akun Instagram @monalisanababan_, dikutip pada Rabu (22/11/2023).
Keluarga korban lalu menyoroti sejumlah kejanggalan. Yang pertama adalah kondisi jenazah yang tewas mengenaskan, yakni alat kelamin pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh dipenuhi lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, hingga engsel siku tangan yang bergeser.
Kejanggalan kedua yang disoroti keluarga adalah autopsi yang terkesan ditutupi pihak kepolisian. Menurut keluarga, korban kini diautopsi oleh RS Bhayangkara Medan, Sumatera Utara.
Baca Juga: Ibu Aldi Sahilatua Menjerit Autopsi Anaknya Diduga Ditutupi: Lawan Kami Siapa?
“Tapi dari PIHAK KELUARGA TIDAK DIPERBOLEHKAN IKUT MENYAKSIKAN PROSES AUTOPSI. Sementara kami pihak keluarga sudah memberi opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga tapi tidak diterima oleh DOKTER FORENSIK DESI dan bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga. Kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai di autopsi,” ujar kakak korban.
Unggahan ini sontak menuai beragam respons publik. Apalagi karena ibu korban juga terlihat menangis meraung-raung di depan ruang autopsi yang ditutup rapat.
Bahkan sejumlah tokoh publik terlihat ingin ikut membantu menangani kasus tersebut, tidak terkecuali dokter forensik yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, Sumy Hastry Purwanti.
“Kalau diperintah ya saya selalu siap,” ujar Dokter Hastry menegaskan di kolom komentar unggahan.
Dokter Hastry sendiri dikenal terlibat dalam sejumlah kasus pembunuhan besar di Tanah Air. Misalnya kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, yang baru-baru ini menemui titik terang setelah salah satu pelaku menyerahkan diri.
Baca Juga: Soroti Kematian Janggal Mahasiswa Bali, Hotman Paris Siap Turun Tangan
Dokter polisi yang berpangkat Kombes Pol tersebut juga pernah menanggapi kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin tahun 2016 silam.