Suara.com - Istri Bupati Trenggalek, Novita Hardini menjadi perhatian publik lantaran dirinya mengaku diusir dan mendapatkan sambutan tidak menyenangkan saat kunjungan kerja ke Kabupaten Magetan. Pengakuan tersebut ramai diperbincangkan usai Novita mengunggah curhatannya di akun Instagram pribadinya yaitu @novitamochamad.
Dalam unggahannya, Novita menuliskan bahwa dirinya sudah berkecimpung dengan Garda Transfumi sejak 2018 lalu, jauh sebelum dirinya memiliki niat mencalonkan diri sebagai Calon Anggota Legislatif DPR RI. Banyak yang penasaran, seperti apa rekam jejak Novita Hardini. Mari simak ulasannya di bawah ini.
Rekam Jejak Novita Hardini
Tidak hanya mendampingi sang suami yang merupakan seorang bupati, Novita ternyata kerap jadi sorotan karena sepak terjangnya. Novita merupakan anak bungsu dari 11 bersaudara dari seorang anggota TNI. Diakuinya bahwa ia tidak berasal dari keluarga yang berada.
Baca Juga: Novita Hardini Istri Bupati Trenggalek Diusir saat Mewakili Garda Transfumi di Magetan, Apa Itu?
Untuk membantu perekonomian keluarga, ia bahkan pernah berjualan kerupuk saat ia masih kecil. Namun kini, Novita telah tumbuh menjadi sosok cantik dan berprestasi. Salah satu prestasinya adalah Novita merupakan salah satu penerima beasiswa kuliah melalui program ASEAN Digital Economy Shortcourse Scholarship.
Kemudian, Novita juga pernah meraih penghargaan sebagai tokoh inspiratif pegiat persaudaraan masyarakat serta pemberdayaan perempuan. Novita Hardini juga sempat belajar di salah satu universitas negeri di Hangzhou, China, di mana selama kuliah ia kerap membagikan momen berburu makanan di restoran favorit.
Kemudian, sebagai istri bupati, Novita juga menjabat sebagai Ketua Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek. Ia pun seringkali mengunggah kegiatannya di media sosial. Selain mendampingi sang suami dalam bertugas, Novita Hardini juga tampak aktif terjun ke masyarakat. Ia kerap menyambangi para pedagang di pasar dan mendengarkan keluh kesah pedagang. Ia tampak tak ragu maupun malu untuk menyatu dengan masyarakat. Seringnya, ia tampil mengenakan kerudung dan busana yang modis. Penampilan Novita yang elegan juga seringkali mencuri perhatian masyarakat.
Tidak hanya itu, ia juga beberapa kali menjadi pembicara terkait pergerakan perempuan di masyarakat. Kemudian, Novita juga merupakan founder Uprintis atau UMKM Perempuan Perintis Indonesia. Program ini membuka peluang bagi para perempuan untuk berlatih sebagai wirausahawan muda dan memperluas produk tidak hanya secara nasional tetapi juga global.
Lalu, tidak hanya berkiprah di dunia politik mendampingi suaminya, Novita Hardini juga pernah berperan dari film Buya Hamka. Ia berperan sebagai Fatimah, kakak Buya Hamka, dan dalam film itu ia beradu akting dengan aktor-aktor kenamaan Tanah Air, seperti Vino G Bastian, Mathias Muchus, Donny Damara, Anjasmara hingga Desy Ratnasari.
Baca Juga: Profil Novita Hardini, Istri Bupati Trenggalek Ngaku Diusir saat Jadi Pemateri di Magetan
Jadi Ketua Garda Transfumi dan Nyaleg
Novita bercerita bahwa dirinya sudah berkecimpung dengan Garda Transfumi sejak tahun 2018, jauh sebelum berniat mencalonkan diri sebagai Calon Anggota Legislatif DPR RI. Perlu diketahui, Novita memang tercacat sebagai caleg PDIP dapil Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan dan Ngawi. Garda Transfumi adalah sebuah komunitas relawan yang dibentuk oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia menggunakan uang negara.
Diusir Saat Jadi Pembicara
Novita Hardini yang saat itu membawa nama sebagai Movement Manager Garda Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro) Jawa Timur, mengaku diusir pada saat dirinya menjadi pemateri di SMA Negeri 1 Kabupaten Magetan, pada Selasa (21/11/2023).
Novita menceritakan bagaimana dirinya yang diundang justru dipaksa harus cepat-cepat meninggalkan lokasi acara tersebut. Karena melihat ada yang tidak beres, lantas Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek tersebut hanya bisa memberikan materi selama 5 menit. Padahal menurutnya, masyarakat sangat antusias mengikuti acara pembagian 1.000 NIB (Nomor Induk Berusaha) di Kabupaten Magetan yang diinisiasi oleh Garda Transfumi Jatim tersebut.
Ia menilai bahwa ada pihak yang memberikan tekanan kepada timnya bahkan OPD setempat mengisyaratkan tidak menginginkan kedatangannya. Bagaimana menurut pendapat Anda?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama