Suara.com - Israel dan Hamas akhirnya menypakati perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina pada Rabu (22/11/2023). PM Israel, Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet hari ini mengatakan, kesepakatan ini mencakup pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
PM Israel mengaku sulit untuk mengambil keputusan gencatan senjata. Sementara, Hamas menyambut baik perdamaian demi menghindari jatuhnya korban dari warga sipil.
"Perjanjian dibuat sesuai dengan visi perlawanan dengan memertimbangkan berbagai faktor penentu dengan tujuan melindungi rakyat. (Gencatan senjata) juga agar warga semakin tabah menghadapi agresi," demikian keterangan resmi Hamas, yang dikutip via Al Jazeera.
Dalam pernyataan tersebut, Hamas juga memastikan bahwa gencatan senjata akan berlangsung selama empat hari meski belum diketahui kapan waktu dimulainya gencatan senjata tersebut.
Baca Juga: Tak Ada Gencatan Senjata yang Gratis, Apa yang Diperoleh Israel dari Hamas?
Namun, meski kepastian gencatan senjata mulai nampak. Israel meminta agar RS Indonesia di Gaza segera dievakuasi dan mengancam akan menyerang RS tersebut jika peringatan tidak diindahkan.
Berbeda dengan Israel yang semakin brutal menyerang fasilitas layanan kesehatan dan lain sebagainya.Hamas justru berjanji akan menghentikan serangan.
Israel hanya berjanji tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza selama gencatan senjata.
Keamanan perjalanan di sepanjang Jalan Salah al-Deen Gaza akan dijamin, dan Hamas diharapkan memberikan izin kepada tim Palang Merah Internasional untuk memberikan perawatan kepada para sandera.
Israel juga meminta 50 dari 200 sandera untuk dibebaskan dan setuju untuk mengembalikan sekitar 150 warga Palestina yang saat ini ditahan di penjara negara, termasuk tahanan perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Ini Tiga Relawan WNI yang Masih Hilang Kontak Usai Serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza
Militer negara zionis itu juga menawari Hamas untuk perpanjangan gencatan senjata jika Hamas bersedia menambah jumlah sandera yang akan dibebaskan.
Dikutip dari Al Jazeera, Israel bersedia menambahkan satu hari gencatan senjata tiap sepuluh sandera yang dibebaskan.
Meskipun demikian, kesepakatan gencatan senjata tidak menghentikan perang antara Israel dan Hamas di Gaza. Netanyahu menegaskan serangan Israel di Gaza akan berlanjut hingga mencapai semua tujuan yang ditetapkan, yaitu menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera.