Suara.com - Novita Hardini, istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengaku 'diusir' dan mendapat perlakuan tak menyenangkan ketika kunjungan kerja ke Kabupaten Magetan.
Novita yang ketika itu membawa nama Movement Manager Garda Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro) Jawa Timur diusir ketika jadi pemateri di SMA Negeri 1 Kabupaten Magetan pada Selasa (21/11/2023).
Pengakuan tersebut lantas viral di media sosial setelah Novita Hardini menulis curhatannya di akun Instagram @novitamochamad. Lantas siapa sebenarnya Novita Hardini yang pengakuannya viral diusir saat jadi narasumber? Simak penjelasan berikut ini.
Profil Novita Hardini
Novita Hardini merupakan istri dari Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin. Dia lahir pada 22 November 1990 sehingga kini berusia 33 tahun.
Baca Juga: Profil dan Kekayaan Bupati Trenggalek, Sang Ayah Ternyata Pernah Jadi Tukang Becak
Novita adalah seorang wanita berpendidikan. Dia pernah mengenyam pendidikan di negeri tirai bambu, China. Dia juga salah satu penerima beasiswa kuliah melalui program ASEAN Digital Economy Shortcourse Scholarship.
Selain itu, Novita menempuh pendidikan magister di bidang Ilmu Ekonomi Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung.
Novita merupakan anak bungsu dari 11 bersaudara dari sang ayah yang seorang anggota TNI. Meski pernah hidup sulit sampai rela berjualan kerupuk saat masih kecil, Novita tumbuh menjadi gadis cantik dan berprestasi.
Hal itu dibuktikan Novita yang pernah meraih penghargaan sebagai tokoh inspiratif pegiat persaudaraan masyarakat dan pemberdayaan perempuan.
Sebagai istri bupati, Novita menjabat sebagai Ketua Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek. Selain mendampingi sang suami dalam bertugas, Novita juga aktif terjun ke masyarakat. Dia sering menyambangi para pedagang di pasar untuk mendengar keluh kesah mereka.
Baca Juga: Viral Foto Santriwati Pegang Senjata Laras Panjang dan Pakai Rompi Anti Peluru, Simak Klarifikasinya
Novita bahkan tak ragu maupun malu untuk menyatu dengan masyarakat. Dia tampil mengenakan kerudung dan busana modis. Penampilan elegan Novita juga kerap mencuri perhatian.
Sosok Novita sering mengangkat isu perempuan dan anak. Tak hanya itu, dia juga beberapa kali menjadi pembicara terkait pergerakan perempuan di masyarakat.
Novita juga merupakan founder Uprintis atau UMKM Perempuan Perintis Indonesia. Program ini membuka peluang bagi perempuan untuk berlatih sebagai wirausahawan muda dan memperluas produk tidak hanya secara nasional tapi juga global.
Bukan hanya berkiprah di dunia politik mendampingi suaminya, Novita Hardini juga berperan dalam film 'Buya Hamka' yang dibintangi Vino G. Bastian. Dia berperan sebagai Fatimah, kakak Buya Hamka.
Pengakuan Diusir saat Jadi Narasumber
Pengakuan Novita Hardini diusir saat jadi narasumber tengah viral di media sosial. Dia mengaku diusir ketika menjadi pemateri di SMA Negeri 1 Kabupaten Magetan pada Selasa (21/11/2023) kemarin. Ketika itu Novita hadir membawa nama Movement Manager Garda Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro) Jawa Timur.
Dalam acara bertajuk Penyuluhan Informasi Kelembagaan UMKM/ Fasilitasi NIB Melalui Serangan Gabungan Pembinaan (Sergap) itu diikuti 400 orang pelaku UMKM yang tersebar di Magetan.
Novita mengaku mendapat perlakuan tidak etis dari dinas terkait yang ternyata mendapat tekanan serius dari salah satu anggota DPRD Komisi E Provinsi Jawa Timur.
Novita menceritakan bagaimana dia yang diundang justru dipaksa harus cepat-cepat meninggalkan lokasi acara. Karena melihat ada yang tidak beres, Novita hanya bisa memberikan materi selama 5 menit.
"Saya datang sebagai Ketua Garda Transfumi Jawa Timur untuk memberi semangat pada rekan-rekan Garda Tranfumi di Magetan. Kebetulan juga saya diundang, resmi sebagai Movement Manajer Jawa Timur. Saya memakai atribut Garda Transfumi dan materi yang saya sampaikan seputar pendampingan UMKM," kata istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin itu.
"Saat saya menyampaikan materi, saya melihat rekan-rekan tim wira-wiri seperti ada masalah. Sampai saya menyampaikan materi sekitar 5 menit. Saya tanggap dan langsung mengakhiri, di situ saya menilai ada sesuatu yang tidak biasa," lanjut Novita.
Ketika acara selesai, Novita biasa meladeni sejumlah peserta yang meminta swafoto dan berjabat tangan. Namun ketika itu dia mendapat warning (peringatan) keras untuk segera pergi meninggalkan tempat.
"Saya tidak apa-apa diusir, tapi jangan keluarga saya Garda yang bertugas diancam tidak akan diberikan ruang untuk berkarya," ucap Novita.
Padahal menurut Novita, masyarakat begitu antusias mengikuti acara pembagian 1.000 NIB (Nomor Induk Berusaha) di Kabupaten Magetan yang diinisiasi oleh Garda Transfumi Jatim.
Dia pun menilai ada pihak yang memberi tekanan pada timnya bahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat yang mengisyaratkan tidak menginginkan kedatangannya.
Novita bercerita bahwa dia sudah berkecimpung dengan Garda Transfumi sejak tahun 2018, jauh sebelum berniat mencalonkan diri sebagai Calon Anggota Legislatif DPR RI.
Sebagai informasi, Novita memang tercacat sebagai caleg PDIP dapil Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan dan Ngawi.
Selain itu, Novita mengingatkan bahwa Garda Transfumi adalah komunitas relawan yang dibentuk oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia menggunakan uang negara. Dia juga menegaskan tidak pernah melihat kader Garda Transfumi yang dimanfaatkan untuk menyukseskan kepentingan pribadi.
Kontributor : Trias Rohmadoni