Suara.com - Situasi di Gaza Palestina makin tidak terkendali. Kini staf WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) Dima Abdullatif Mohammed Alhaj tewas bersama bayinya yang berusia 6 bulan akibat bom Israel.
Kabar duka ini dibagikan langsung Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Gebreyesus di akun Twitter pribadinya dikutip suara.com, Rabu (22/11/2023). Tak main-main Tedros menyebut seluruh keluarga Dima tewas terbunuh secara tragis karena berlindung di dalam satu rumah.
"Rekan muda WHO kami, Dima Alhaj terbunuh secara tragis bersama bayinya yang berusia 6 bulan, suaminya dan 2 saudara laki-lakinya," ujar Tedros.
Ia juga menambahkan, tidak hanya keluarga Dima, beberapa keluarga juga meninggal dunia karena berlindung di satu rumah yang sama. Akibat peristiwa ini kata Tedros, WHO sedang berduka dan bersedih karena terbunuhnya masyarakat sipil akibat serangan yang dilakukan Israel.
"WHO terpukul, kami kehilangan salah satu rekan kami di Gaza hari ini. Saya tidak bisa berkata-kata untuk menggambarkan kesedihan kami," ungkap Tedros.
Menurutnya kabar duka ini menambahkan kesedihan keluarga bukan hanya WHO, tapi juga organisasi Nations United (UN) dan UN Agency for Palestine Refugees (UNRWA) karena rekannya terbunuh. Hasilnya, Tedros menegaskan peperangan ini harus segera diakhiri dengan melindungi seluruh masyarakat sipil dan ia harus menuntut aksi gencatan senjata.
"Kengerian ini harus diakhiri. Semua warga kemanusiaan dan warga sipil harus dilindungi. Gencatan senjata sekarang!," pungkas Tedros lantang.
Sementara itu, per 19 November 2023 menurut Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) hingga hari ke-44 perang, jumlah total korban jiwa Palestina mencapai 13.216 orang. PCBS mencatat 13.000 korban jiwa Palestina berada di Jalur Gaza, dan 216 korban jiwa di Tepi Barat.
Di sisi lain, menurut keterangan yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), sampai 19 November 2023 jumlah korban jiwa Israel mencapai 1.269 orang.
Baca Juga: Miris! Begini Kondisi Warga Palestina yang Dievakuasi dari RS Indonesia di Gaza