Suara.com - Belakangan ini beredar kabar bahwa Sekretaris Tim Pemenangan Nasiona (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto mengalami tekanan dari penguasa. Hal itu ia sampaikan dengan menyinggung intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi.
"Ya tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan ya. Kalau kita lihat konstitusi saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif. Apalagi yang lain," kata Hasto.
Dia menyebut tekanan itu seperti yang dialami oleh koleganya di PDIP, Adian Napitupulu. Kemudian tekanan kepada Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya yang mengungkap soal elaktabilitas Ganjar-Mahfud MD yang meningkat.
"Jadi berbagai signal-signal itu sudah ada. Tetapi bagi kami ketika poltik itu digerakkan pada keyakinan untuk masa depan bangsa dan negara, dan berakar kuat pada sejarah bagaimana kekuasaan itu untuk rakyat, bagaimana reformasi memang untuk menggelorakan semangat anti kolusi, nepotisme, dan korupsi. Ya ini menumbuhkan jati diri yang makin kokoh," tutur Hasto.
Oleh karenanya, karena merasa sama-sama mengalami tekanan, dia menyebut TPN Ganjar-Mahfud berkomunikasi dengan pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhamaimin Iskandar.
Emang betul gara-gara mengalami tekanan kekuasaan. Pihaknya menjalin komunikasi dengan pihak Anies-Muhaimin. Berikut respon Anies Baswedan.
Anies-Muhaimin Kompak Bantah Klaim Hasto
Capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan membantah klaim Sekretaris Tim Pemenangan Nasiona (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto yang menyatakan telah menjalin komunikasi karena mengalami tekanan dari penguasa.
"Kalau saya nggak ada ya (komunikasi)," kata Anies kepada wartawan termasuk Suara.com, di Taman Ismail Marzuki, Minggu (19/11/2023) malam.
Baca Juga: PDIP Disebut Sedang Cari Kawan usai Koar-koar Narasi soal Ditekan Penguasa
Menurut Anies, tekanan yang dialami masyarakat karena sulitnya kondisi ekonomi lebih berat dibanding tekanan yang ia alami.
"Kalau saya nggak ada ya (komunikasi soal tekanan). Apapun tekanan yang kita alami yang kita hadapi belum apa-apa dibanding tekanan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga-keluarga," beber Anies.
Sementara, ditemui dalam kesempatan terpisah, Cawapres Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga menepis klaim Hasto.
"Belum ada komunikasi, belum," jawab Cak Imin.
Lalu bagaimana respon pihak Prabowo-Gibran mengenai tekanan kekuasaan yang digaungkan oleh Hasto di media massa.
Gibran Ungkap Relawannya Diintimidasi
Gibran Rakabuming Raka menyebut tekanan serupa juga dialami oleh relawannya. Salah satunya relawannya yang juga diintimidasi.
"Relawan saya juga diintimidasi, kami diam saja," kata Gibran.
Salah satunya ia menunjukkan tekanan yang diterima oleh relawan mereka adalah CCTV yang dipasang pekan lalu di rumah ketua relawannya. Namun, ia tak ingin menceritakan lebih lanjut dan ingin santai-santai saja.
"Wis ndak perlu diceritain kita kan enggak pernah cerita-cerita kan, diam-diam saja," ungkap Gibran.
"Enggak usah diceritakan intinya kita santai-santai saja kok, ya,"
Sepertinya, kedua pasangan capres dan cawapres tampak biasa-biasa saja meski mengalami banyak tekanan. Maka tak heran jika Hasto tak sedikit diminta untuk tenang juga dan jangan gampang drama.
Hasto Diminta Jangan Cengeng
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai seharusnya Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto tak cengeng hadapi adanya dugaan tekanan dan intervensi dari penguasa.
"Hasto seyogyanya tidak terlalu cengeng bila ada tekanan atau intervensi. Sebab, tekanan atau intervensi memang kerap muncul dalam politik. Hal itu akan terjadi di internal dan eksternal partai," kata Jamiluddin.
Menurutnya, terkait dengan pernyataan Hasto soal adanya dugaan tekanan melalui instrumen hukum dan instrumen kekuasaan, jika memang itu benar memang sangat bahaya. Bahkan bisa dikatakan demokrasi sudah tidak ada.
"Kalau instrumen hukum sudah digunakan untuk membungkam anak bangsa, berarti hukum sudah mati di negeri ini. Konsekuensinya, demokrasi juga dengan sendirinya tak berjalan di Indonesia," tuturnya.
Namun nyatanya, kata dia, kekinian anak bangsa hingga tetap bebas berpendapat. Di media konvensional dan media sosial, silang pendapat terus bergema.
Untuk itu, Hasto diminta tak nyinyir kembali di media massa soal mengalami adanya tekanan dari penguasa. Apalagi sampai mencari teman senasib dengan kompetitornya yakni pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN).
"Cara seperti itu mengindikasikan Hasto terkesan sosok yang lemah. Hal itu tak seharusnya ditunjukkan oleh petinggi partai yang berlabel perjuangan," ujarnya.
"Jadi, Hasto idealnya tegar dengan segala tekanan atau intervensi. Hasto harus belajar dengan Megawati Soekarnoputri yang tetap kuat meskipun berbagai badai menghantamnya. Sejarah telah membuktikan hal itu," pungkasnya.