Usai melahirkan, Erlangga juga mengungkap istrinya dibiarkan mandi sendiri. Padahal ibu melahirkan perlu dipantu setidaknya enam jam.
Akhirnya sang kakak lah yang membantu memapah dan mandi Nisa.
Pihak keluarga sendiri suah mempertanyakan soal inkubator yang biasanya diberikan untuk bayi. Namun pihak klinik abai dan mengatakan menunggu informasi rumah sakit.
Hingga keesokan harinya, pada pukul 07.00 WIB bayi yang lahir dengan berat badan kurang itu dimandikan oleh bidan dalam jangka waktu yang sangat lama.
"Pukul 08.30 anak saya selesai dimandikan, yang jadi pertanyaan saya, apakah bayi 1,7 kg bisa dimandikan? lalu bidan memberitahu bahwa anak dan istri saya diperbolehkan pulang," ungkap Erlangga.
Hal ini yang kemudian membuat Erlangga bingung karena kondisi bayinya yang sudah bisa bisa pulang padahal dilahirkan prematur.
Dalam kepulangan itu, sang bayi tidak diberikan surat kepulangan atau keterangan sehat. Ia hanya diminta diperiksa kembali 3 hari kemudian, tetapi itu pun tanpa dilengkapi surat.
Akhirnya keluarga membawa Nisa dan anaknya pulang. Sayangnya pada puluk 21.00 detak jantung sang bayi terhenti. Keluaraga kemudian kembali ke Klinik Alfia, namun tempat yang mengklaim buka 24 jam itu malah tutup.
Sempat ada pihak klinik yang datang dan menyatakan bahwa bayi Erlangga meninggal dunia. Namun, orang tersebut tiba-tiba menghilang hingga keluarga menangis histeris karena tidak ada yang memberikan penjelasan.
Untuk memastikan, bayi tersebut kemudian dibawa ke RS Jasa Kartini. Pihak rumah sakit langsung memompa jantung sang bayi, namun tetap tak selamat.
Baca Juga: Kronologi Bayi Prematur di Tasikmalaya Meninggal Diduga Karena Jadi Konten Klinik
Sementara itu, besoknya lagi yakni pada Rabu (15/11/2023), kakak Erlangga mendatangi Klinik Alifa untuk meminta klarifikasi dari bidan terkait, Dwi Yunita.