Suara.com - Ada nama Andi Irawan dan Dwi Yunita di balik kasus dugaan malpraktik terhadap bayi prematur yang terjadi di Klinik Alifa, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dugaan malpraktik tersebut menimpa seorang bayi prematur yang berujung meninggal dunia. Diduga, bahwa pihak klinik melakukan newborn photography alias menjadikan bayi prematur tersebut sebagai bahan konten tanpa izin orang tuanya.
Kasus dugaan malpraktik ini bermula ketika seorang perempuan bernama Nadia Anastasia (31) mengeluhkan pelayanan Klinik Alifa yang tak bertanggung jawab sehingga mengakibatkan keponakannya meninggal dunia.
Nadia Anastasia mengunggah keluhan tersebut di sosial media sehingga membuat nama Andi dan Dwi menjadi buah bibir publik.
Lantas, siapakah sosok Andi Irawan dan Dwi Yunita itu?
Profil Andi Irawan dan Dwi Yunita: 'Tokoh sentral' Klinik Alifa
Andi Irawan dan Dwi Yunita diketahui adalah sepasang pasutri yang memegang kepemilikan Klinik Alifa di Kecamatan Bungarsari, Kota Tasikmalaya.
Dwi juga berprofesi sebagai bidan di klinik tersebut.
Adapun sang suami, Andi Irawan berperan sebagai direktur Klinik Alifa. Ia juga bekerja sebagai seorang perawat di puskemas.
Baca Juga: Kronologi Bayi Prematur di Tasikmalaya Meninggal Diduga Karena Jadi Konten Klinik
Andi dan Dwi dituding jadi biang kerok kematian bayi
Andi dan Dwi kini menjadi sosok yang disinyalir bertanggung jawab dalam kematian bayi yang merupakan keponakan Nadia Anastasia.
Adik Nadia, Nisa Armila datang ke Klinik Alifa pada Senin (13/11/2023) sekitar pukul 16.00 WIB untuk menjalani prosesi kelahiran.
Alih-alih disambut dengan baik, Nisa mendapatkan perlakuan tak pantas dari pihak klinik.
Nadia mengaku adiknya tersebut sempat beberapa kali diminta pulang lantaran baru dalam fase bukaan kedua. Bahkan disebutkan bahwa beberapa kali bidan mengabaikan Nisa kala air ketubannya pecah.
Bidan tersebut disebutkan sibuk bermain dengan gawainya dan tak memberikan pelayanan sigap.
Kejanggalan demi kejanggalan muncul, klinik milik Andi dan Dwi perlahan menunjukkan sisi gelapnya.
Nisa yang berhasil melahirkan tersebut hanya diberi tahu berat bayi, sedangkan informasi penting lainnya seperti berat bayi, jenis kelamin, dan jumlah jahitan yang ia terima tak diinformasikan secara transparan.
Kasus ini lalu memuncak di kematian bayi milik Nisa yang tak bernyawa usai diboyong pulang. Si bayi bernasib nahas tersebut sempat henti jantung dan dilarikan ke Klinik Alifia yang seharusnya buka 24 jam.
Sayangnya, klinik itu justru tutup dan si bayi dibawa ke RS Jasa Kartini.
Suami Nisa, Erlangga Surya Pamungkas akhirnya mendatangi klinik keesokan harinya di hari Rabu (15/11/2023).
Ternyata, si bayi dijadikan model konten newborn photography. Padahal, si bayi harusnya dirawat di inkubator.
Erlangga akhirnya mengambil sikap tegas ke Klinik Alifa dan kedua orang pemiliknya, Andi Irawan dan Dwi Yunita. Keduanya akan ditindak oleh Dinas Kesehatan Tasikmalaya.
Kontributor : Armand Ilham