Lika-liku Kasus Dokter Qory: Awalnya Viral karena Dilaporkan Hilang, Ternyata Jadi Korban KDRT Suami Sendiri Saat Hamil

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 21 November 2023 | 13:16 WIB
Lika-liku Kasus Dokter Qory: Awalnya Viral karena Dilaporkan Hilang, Ternyata Jadi Korban KDRT Suami Sendiri Saat Hamil
Kronologi Hilangnya Dokter Qory (Twitter/@Qory20)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media sosial dihebohkan dengan kasus dokter Qory Ulfiyah, seorang tenaga kesehatan sekaligus ibu yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya sendiri, Willy Sulistio. Kabar terbaru menyebut, Dokter Qory ingin mencabut laporan terhadap suaminya. Hal ini lantas menjadi perhatian netizen yang mengaku bingung, mengingat KDRT yang dilakukan Willy.

Terkait hal ini, Psikolog Klinis Personal Growth, Rachel Poniman fase bulan madu kerap membuat korban KDRT merasa masih ada harapan pasangannya bisa berubah, dan tidak lagi melakukan aksi kekerasan terhadapnya.

"Masa-masa ini korban merasa pasangan sudah berubah. Lalu merasa pasangannya udah sebulan nggak marah-marah. Tapi dari sana pelaku bisa kembali lagi ke siklus awal terjadi ketegangan, lalu bisa terjadi kekerasan yang lebih parah dari sebelumnya, lalu kembali minta maaf dan berdamai" ujar Rachel saat dihubungi suara.com, Sabtu (18/11/2023).

Beberapa ciri fase bulan madu KDRT yaitu saat pelaku meminta maaf dengan segala cara taktik dan upaya, lalu setelah dimaafkan ia akan memberikan hadiah, menghujani kata kasih sayang, lebih perhatian dan sebagainya.

Baca Juga: Dari Mana Sumber Penghasilan Willy Sulistio Selain dari Gaji Dokter Qory?

Willy Sulistio dan dr Qory. [Ist]
Willy Sulistio dan dr Qory. [Ist]

"Siklus masa bulan madu itu, seperti korban ada harapan, orang (pasangannya) ini bisa berubah. Merasa korban bisa mengubah orang ini, lalu denial dan ragu orang ini nggak melulu jahat kok," kata Rachel.

Selain fase bulan madu yang membuat korban sulit lepas dari siklus berulang KDRT, ada juga faktor lain seperti status hubungan yang sudah dalam tahap pernikahan, lalu memiliki anak, hingga ketergantungan finansial alias keuangan.

"Finansial, keluarga sudah menikah, ada anak-anak, status soal yang jadi alasan korban tidak langsung keluar relationship abusive seperti KDRT. Makanya sebelum lepas, korban atau support system harus menyiapkan rencana keamanan alias safety plan," jelas Rachel.

Sementara itu, Psikolog Klinis & Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla, M.Psi., mengatakan, alasan korban memiliki empati kepada pelaku ini bisa terjadi karena alami stockholm syndrome. Ini adalah kondisi di mana korban membangun ikatan psikologis dengan pelaku.

“Korban KDRT bisa mengalami stockholm syndrome, dimana korban membangun ikatan psikologis dengan pelaku, membangun simpati dan empati terhadap pelaku,” kata Veronica saat dihubungi Suara.com, Senin (20/11/2023).

Baca Juga: Makan Satu Bungkus Mi Instan Dibagi Berlima, Dokter Qory Termenung Tatap Anak-anak

Empati tersebut dibangun karena adanya perasaan lega terbebas dari ancamannya. Misalnya, korban bisa saja diancam dibunuh atau diceraikan. Namun, hal tersebut tidak dilakukan oleh pelaku. Hal tersebut membuat korban merasa lega sehingga membangun empati kepada pelaku KDRT.

Biodata Dr. Qory (Twitter)
Biodata Dr. Qory (Twitter)

Sementara itu, terkait perasaan cinta yang dimiliki korban kepada pelaku ini adalah sebuah emosi perasaannya yang wajar dimiliki. Namun, sebab KDRT itu bukan berarti korban harus kembali bersama.

Pasalnya, ketika memaafkan karena perasaan cinta itu bukan berarti harus kembali bersama. Apalagi, banyak juga kasus KDRT yang pelaku justru mengulangi kesalahan serupa setelah dimaafkan.

“Memaafkan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, bisa karena ybs memahami pov orang yang dimaafkan, bisa karena yang bersangkutan menyayangi, bisa juga karena untuk dirinya sendiri agar ia bisa melangkah maju maka ia memilih untuk memaafkan dan tidak mendendam. Namun penting dipahami bahwa memaafkan dalam sebuah hubungan bukan berarti harus kembali bersama. Bisa saja saya memaafkan tapi saya akan tetap berpisah,” kata Veronica.

“Demikian juga mencintai, cinta adalah adalah sebuah bentuk emosi perasaan tapi apakah karena rasa cinta terhadap seseorang berarti kemudian membiarkan orang dicintai tersebut boleh berlaku seenaknya, melakukan kekerasan, menyakiti, semena-mena terhadap dirinya? Tentu tidak,” sambungnya.

Kemen PPPA Buka Suara, Menteri Bintang Apresiasi Keberanian Dokter Qory

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengapresiasi keberanian dr. Qory yang mau mengambil tindakan tegas atas kasus KDRT dari suaminya itu. Menurutnya, itu adalah langkah tepat yang dapat dilakukan oleh korban KDRT.

“Jika merunut dari kronologi yang disampaikan oleh akun di “X” dan hasil penyelidikan aparat kepolisian, keputusan dr.Qory untuk meninggalkan rumah dan mencari perlindungan itu sudah sangat tepat,” ungkap Bintang dalam rilis yang diterima Suara.com, Senin (20/11/2023).

Selain itu, menurut Bintang dari kasus dr. Qory ini menunjukkan kalau korban harus memiliki keberanian untuk melapor. Apalagi saat ini sudah banyak undang-undang yang mengatur mengenai KDRT.

“Dengan berani melapor, maka pertolongan kepada korban dapat segera dilakukan, begitu pula upaya penyelamatan terhadap anak-anak korban. KDRT bukan lagi urusan privat, tapi sudah menjadi urusan Negara saat Undang-Undang pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT)

Untuk melaporkan KDRT ini juga bukan hanya kepada polisi. Kemen PPPA JUGA hotline layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 atau Whatsapp 08-111-129-129 sehingga masyarakat yang melihat, mendengar dan mengetahui adanya tindak kekerasan di sekeliling mereka bisa melapor ke kontak layanan tersebut.

Kronologi Dokter Qory Viral

Awal hebohnya kabar soal Dokter Qory hilang dari rumah diunggah oleh suaminya sendiri di akun media sosial X. Willy yang menggunakan akun istrinya, @Qory20, menyebut istrinya hilang tanpa membawa dompet maupun handphone.

“Twitter X please do your magic. Saya suami dari dr.Qory, istri sy pergi meninggalkan rumah pada 13-11-2023 sekitar jam 9.30 pagi, penyebabnya setelah bertengkar dgn sy pagi itu. Info lain: istri sy gak punya kerabat+teman dekat, tapi semua teman kerja di klinik/RS sudah dihub,” tulis akun tersebut pada Rabu (15/11/2023).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI