Batal Terima Bantuan Dana
Akibat keinginan untuk mencabut laporan KDRT, Dokter Qory dipastikan batal menerima sumbangan dana dari netizen. Padahal sebelumnya penulis naskah sekaligus influencer Jenny Jusuf tengah mengupayakan penggalangan dana untuk Dokter Qory lewat kitabisa.com. Namun setelah adanya niatan Dokter Qory mencabut laporan KDRT, Jenny Jusuf memastikan penggalangan dana itu dibatalkan.
"Pengumpulan dana untuk membantu membiayai hidup dr. Qory & anak-anaknya resmi dibatalkan ya guys. Agak sedih, tapi ini keputusan terbaik," kata dia lewat akun X @jennyjusuf
"Terima kasih banyak utk Team @kitabisacom yang sudah membantu mempersiapkan fundraising selama berhari-hari. Your help is much appreciated," sambung Jenny Jusuf ketika menanggapi berita Dokter Qory berniat bebaskan suaminya.
Jenny Jusuf juga mengomentari kasus KDRT yang dialami Dokter Qory. Dia meminta netizen untuk berempati, bukan menghina sang dokter karena berniat mencabut laporan KDRT.
"Dari sekian kasus KDRT yang pernah aku jumpai, dr. Qory adalah yang paling pelik. Ini sama sekali bukan soal bucin. Mari berempati. Kalau gak bisa bantu, minimal kirim doa bukan malah ngetawain/nge-judge. You never know what someone is going through until you walk in their shoes," kata Jenny Jusuf.
Keadaan Dokter Qory
Ketua P2TP2A Euis Kurniasih menjelaskan tentang kondisi Dokter Qory yang hingga kini masih didampingi relawan pendamping dan psikolog. Kondisi Dokter Qory disebut memang belum sepenuhnya stabil.
"Masih diberi penguatan agar beliau bisa memberi keputusan terhadap yang berjalan saat ini dengan baik. Kondisi (Dokter Qory) masih belum stabil, kadang dia inginnya begini kadang ingin hal berbeda. Makanya tetap ditunggui psikolog dan relawan termasuk anak-anaknya," kata Euis Kurniasih.
Baca Juga: Berencana Cabut Laporan KDRT Willy Sulistio, Galang Dana Buat Dokter Qory Dibatalkan
Meski demikian, Dokter Qory sudah sedikit lega dan senang ketika dipertemukan dengan ketiga anak-anaknya. "Hari kemarin Qory kelihatan senang karena bisa bertemu anak-anaknya, karena sejak awal melapor ada semacam kekhawatiran tentang kondisi anak-anaknya," beber Euis Kurniasih.