Dr Qory Ulfiyah Bakal Cabut Laporan KDRT, Kenapa Korban Sulit Lepas dari Pelaku?

Senin, 20 November 2023 | 16:05 WIB
Dr Qory Ulfiyah Bakal Cabut Laporan KDRT, Kenapa Korban Sulit Lepas dari Pelaku?
Ilustrasi KDRT (Pexels.com/Karolina Grabowska)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pasalnya, ketika memaafkan karena perasaan cinta itu bukan berarti harus kembali bersama. Apalagi, banyak juga kasus KDRT yang pelaku justru mengulangi kesalahan serupa setelah dimaafkan.

“Memaafkan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, bisa karena ybs memahami pov orang yang dimaafkan, bisa karena yang bersangkutan menyayangi, bisa juga karena untuk dirinya sendiri agar ia bisa melangkah maju maka ia memilih untuk memaafkan dan tidak mendendam. Namun penting dipahami bahwa memaafkan dalam sebuah hubungan bukan berarti harus kembali bersama. Bisa saja saya memaafkan tapi saya akan tetap berpisah,” kata Veronica.

“Demikian juga mencintai, cinta adalah adalah sebuah bentuk emosi perasaan tapi apakah karena rasa cinta terhadap seseorang berarti kemudian membiarkan orang dicintai tersebut boleh berlaku seenaknya, melakukan kekerasan, menyakiti, semena-mena terhadap dirinya? Tentu tidak,” sambungnya.

Veronica juga berpesan, untuk para korban KDRT harus bisa berpikir jernih semua keputusan yang diambil. Jangan mengambil keputusan hanya karena dasar emosi. Namun, pertimbangkan semua jangka panjang, terutama lingkungan sehat untuk perkembangan anak.

“Kepala harus tetap dingin, anak tidak dapat memilih orangtua, oleh karena itu sebagai orangtua, kita harus benar-benar berpikiran jernih mengambil keputusan bukan hanya atas dasar emosi perasaan, tapi juga mempertimbangkan pemikiran yang matang jangka panjang, demi menciptakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan mental anak-anak kita,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI