Suara.com - Kisah viral KDRT Dokter Qory oleh suaminya, Willy membuat masyarakat semakin sadar jika tidak mudah lepas dari siklus KDRT. Apalagi sebelum memutuskan kabur dari rumah, Dokter Qory sudah sering mendapat serangan kekerasan fisik cukup parah dan berkali-kali.
Peristiwa KDRT ini diceritakan langsung teman kerja Dokter Qory, yang bahkan rela menjadi saksi bila kasus ini masuk ke persidangan. Belakangan diketahui juga Dokter Qory sempat mendatangi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bogor untuk meminta pertolongan dan perlindungan.
"Sehari setelah keluar dari rumah itu datang ke Pak RT dari kantor P2TP2A menjelaskan bahwa yang bersangkutan sudah aman dan ditampung di rumah tampung P2TP2A," ujar Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara, Jumat 17 November 2023.
Psikolog Klinis Personal Growth, Rachel Poniman menjelaskan cara korban lepas dari KDRT cenderung berbeda setiap orang sesuai dengan kondisi dan hubungan pasangan suami istri.
Baca Juga: Gelagat Mencurigakan Suami Dokter Qory, Dulu Kawin Lari Karena Tak Direstui?
"Tapi yang terpenting jika kita orang luar dan ingin membantu korban, langkah paling penting dan utama yang perlu dilakukan yaitu memastikan keamanan korban. Selanjutnya baru memikirkan rencana aman untuk lepas dari pelaku," ujar Rachel saat dihubungi suara.com, Sabtu (18/11/2023).
Berikut ini beberapa cara lepas dari KDRT agar siklus kekerasan tidak berulang menurut Rachel:
1. Pastikan Kenyamanan Korban
Menurut Rachel, sangat penting untuk korban mau terbuka menceritakan masalahnya dan apa saja yang sudah dialaminya. Tapi jangan memaksa korban untuk bercerita, yang terpenting beritahukan jika ada orang terdekat yang akan siap sedia membantunya. Jadi
"Nomor satu yang bisa dilakukan coba ngobrol dengan keluarga teman yang benar-benar dipercaya, harus ada orang yang bisa support korban," jelas Rachel.
2. Coba Konsultasi dan Bertemu Profesional
Jika korban tidak bisa bercerita atau pihak keluarga bingung apa yang harus dilakukan, maka mendatangkan psikolog bisa jadi salah satu solusi. Selain itu, profesional seperti pengacara atau lawyer juga bisa membantu, terlebih jika ada masalah dengan finansial atau keuangan.
"Kalau finansial cenderung sedang sulit ke lawyer, secara umum bisa konsultasi ke psikolog," jelas Rachel.
3. Siapkan Rencana Aman
Safety plan atau rencana aman untuk korban perlu dipikirkan, jika benar-benar berencana ingin lepas dari pelaku. Rencana itu bisa menurunkan kekhawatiran dan ketakutan korban jika berpisah dari pelaku.
Ketakutan ini biasanya jika korban menikah sudah memiliki anak, khawatir dengan nasib dan masa depan anaknya. Lalu ada juga masalah keuangan, korban belum mandiri untuk selanjutnya bisa lepas dari pelaku.
"Seperti sudah menikah ada anak, mereka korban, coba pikirkan mau tinggal di mana yang aman, finansial gimana, apakah kerjaan korban stabil dari sisi keuangan. Caranya bila nanti cerai, coba berpikir dengan kepala jernih mencari solusi," pungkas Rachel.