Suara.com - Sejumlah kreator konten dan selebritas TikTok yang berasal dari komunitas Yahudi menuduh Tiktok konten pro-Palestina dan anti-Israel.
Bahkan, dalam forum yang mereka bangun, kelompok itu juga menganggap Tiktok sebagai platform anti-semit. Kelompok yang dipimpin Sacha Baron Cohen, Debra Messing, dan Amy Schumer pada Rabu (15/11/2023) malam itu bertujuan mendesak pimpinan TikTok agar mengambil tindakan lebih serius dalam mengatasi protes terhadap Israel.
"Tiktok membuat gerakan anti-semit terbesar sejak Nazi," kata Cohen, dikutip dari NY Times.
Menurut Cohen, kekerasan dan disinformasi yang beredar di platform tersebut, padahal menurutnya TikTok punya wewenang untuk mengatasi hal itu.
Baca Juga: Profil Osama bin Laden: Suratnya untuk AS Kembali Viral, Bawa-bawa Israel
Serangan Israel yang membunuh hampir 8.000 anak-anak dan perempuan tidak bersalah di Gaza membuat gelombang kebencian terhadap negara itu tidak terhentikan.
Jutaan pengguna Tiktok menyuarakan dukungan terhadap Palestina yang kini terancam hancur akibat agresi militer Israel yang diduga kuat melakukan kejahatan perang.
Sementara itu di TikTok, para pengguna di AS merasa bahwa aplikasi tersebut kebanyakan mengandung konten pro-Palestina akibat hubungannya dengan China. China merupakan salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Sementara, beberapa anggota parlemen di Washington meminta warga AS untuk tidak menggunakan platform milik perusahaan China, ByteDance, seperti TikTok. Mereka berpendapat bahwa Beijing mungkin memengaruhi konten yang tersebar di TikTok melalui algoritma aplikasi tersebut.
TikTok telah membantah klaim bahwa layanannya mempromosikan konten pro-Palestina dan anti-Israel.
Baca Juga: Keuangan Israel Tekor Imbas Perang, Utang dan Defisit Anggaran Meningkat
TikTok kemudian menegaskan bahwa pihaknya tidak mengizinkan konten dengan ujaran kebencian apa pun yang digunakan untuk mengancam kekerasan dan menyebarkan kebencian.