Memasuki Tahun Pemilu, Saatnya Semakin Kritis

Kamis, 16 November 2023 | 12:16 WIB
Memasuki Tahun Pemilu, Saatnya Semakin Kritis
Ilustrasi tiga Bacapres dan Bacawapres di Pilpres 2024. (Suara.com/Ema)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Linimasa kembali dihebohkan dengan video yang menunjukkan Megawati dan Kaesang Pangarep serta Gibran Rakabuming ketika bertemu di acara pengundian nomor urut capres-cawapres. Beredar video, Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka yang sedang memberi salam ke Ketum Partai PDIP.

Namun, cuplikan dengan durasi 23 detik itu malah menuai kontroversi di media sosial. Tampak Gibran dan Kaesang memberi salam, Kaesang pun tampak sungkem ke Megawati.

Video itu menimbulkan sentimen bahwa Megawati cuek dengan Kaesang karena dalam video itu tak membalas salamnya. Lebih bermasalahnya lagi kalau video potongan itu diunggah langsung melalui akun TikTok milik PSI.

Tak dapat dipungkiri unggahan video itu terlanjut viral dan ramai menuai asumsi. Salah satunya adalah asumsi publik figur Ernest Prakasa.

Baca Juga: Ingatkan Netralitas Aparat, NasDem Berharap Penentuan Nomor Urut Pilpres Jadi Awal Pemilu Berkualitas

"Momen-momen boomer songong gini cuma akan bikin Gibran makin meroket," tulis Ernest Prakasa merespon video yang menampakkan Kaesang seolah dicuekin oleh Megawati.

Usai unggahan video itu viral, beredar lah video yang menampakkan full momen Kaesang Gibran dengan Megawati. Kala video yang diframing seolah Kaesang dicuekin, sebelumnya keduanya sudah sempat bersalaman. Namun, sebelum kembali ke tempat duduknya masing-masing keduanya kembali memberi salam yang diframing seolah Megawati cuek.

Tentu saja selain keadaan politik yang sudah memanas, beberapa unggahan yang kecele sedikit akan sangat gampang digoreng hingga diframing buruk. Maka dari itu, penting bagi para pengguna media sosial untuk bisa berpikir kritis di era arus informasi yang begitu cepat.

Pentingnya Berpikir Kritis

Sebetulnya berpikir kritis adalah hal yang harus dimiliki untuk menghindari diri dari terjerumus pada informasi yang tidak benar. Hal itu juga sebagai kemampuan untuk mencerna dan menganalisis informasi, serta membentuk opini sendiri.

Baca Juga: Ini Alasan Kaesang Usul Tinta Pemilu 2024 Diubah Jadi Warna Pink

Lantaran seseorang yang mudah percaya dengan berita hoax adalah orang yang memiliki opini yang sama dengan isi berita tersebut. Maka dari itu berpikir kritis sangat diperlukan dalam menyikapi sebuah informasi.

Jangan sampai menelan informasi mentah begitu saja. Apalagi saat ini sangat marak berita-berita hoax yang beredar.

Cara Melatih Berpikir Kritis

Salah satu cara untuk melatih berpikir kritis adalah dengan melihat sesuatu dari berbagai perspektif. Jika mendapat sebuah informasi atau isu jangan hanya melihat dari satu sudut pandang saja.

Melainkan melihatnya dari berbagai sudut yang berbeda. Untuk mencari tahu situasi yang sebenarnya terjadi.

Selain itu, jagalah pikiran kita untuk tetap terbuka dengan pendapat orang lain. Karena sebagai generasi yang cerdas, kita harus tetap memiliki pikiran yang terbuka dan luas.

Hal itu pun sempat disinggung oleh publik figur Jovial da Lopez, ia menghimbau semua masyarakat untuk kritis di tahun pemilu. Jangan sampai ada yang kepancing emosi dalam menanggapi berita-berita hoax yang beredar.

"Kita bisa harus lebih cerdas, tidak kepancing emosi. Pelajari sebelum bereaksi dan ini adalah hal yang bakal kalian benci sih. Tapi kita harus bisa ngobrol sama orang yang sebrang. Semua orang pasti punya preferensi masing-masing. Tapi kita tidak boleh stuck di satu mindset bahwa apapun yang kita pikirin itu bener sedangkan apapun yang semua orang lain pikirin itu salah," ucap Jovial.

"Itu adalah mindset yang salah. Lo harus tetap bisa terbuka, mendengar apa yang bukan dari preferensi lo. You just have to be human. Jangan sampai pikiran kalian terpengaruhi hoax," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI