Suara.com - Brigadir Polisi Satu Renita Rismayanti, dari Indonesia, akan menerima Penghargaan Petugas Polisi Wanita Terbaik Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 2023 pada tanggal 16 November 2023.
Saat ini, Brigadir Polisi Satu Rismayanti memang bertugas sebagai Petugas Basis Data Kriminal (Crime Database Officer) di Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah (MINUSCA).
Dalam perannya ini, Brigadir Polisi Satu Rismayanti membantu mengonsep dan mengembangkan basis data kriminal yang memungkinkan Polisi PBB untuk memetakan dan menganalisa titik-titik rawan kejahatan dan kekacauan.
Hal tersebut yang akan membantu pasukan keamanan negara untuk merencanakan operasi mereka dengan lebih baik dalam mendukung penduduk setempat.
Baca Juga: Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang Indonesia Digital Innovation and Achievement Awards 2023
"Inovasi dan upaya Sersan Satu Polisi Rismayanti dalam memanfaatkan data dalam pemeliharaan perdamaian PBB dan kepolisian Republik Afrika Tengah telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan keamanan bagi masyarakat yang rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan," ujar Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix berdasarkan siaran pers yang Suara.com terima, Selasa (14/11/2023).
Menurut Jean-Pierre, Brigadir Polisi Satu Rismayanti menjadi contoh yang baik tentang bagaimana partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam pemeliharaan perdamaian.
"Ini meningkatkan efektivitas pekerjaan perlindungan dan pembangunan perdamaian kami untuk menghadapi tantangan hari ini dan masa depan dengan lebih baik," pungkasnya.
Brigadir Polisi Satu Rismayanti mengatakan bahwa ia merasa beruntung dapat menggunakan kemampuan teknologinya untuk meningkatkan keamanan bagi masyarakat di seluruh Republik Afrika Tengah.
“Saya berharap visibilitas yang didapat dari memenangkan penghargaan ini akan memperkuat di kalangan perempuan dan anak-anak perempuan bahwa semua bidang keahlian dalam kepolisian terbuka untuk kita," ucap dia.
Baca Juga: Nasib 380 Bayi Baru Lahir dan 4.600 Ibu Hamil di Gaza, Mereka Butuh Layanan Medis!
Ia juga akan menerima penghargaan tersebut di usianya yang masih 27 tahun. Ini menandakan jika Brigadir Polisi Satu Rismayanti adalah pemenang Penghargaan Petugas Polisi Wanita Terbaik PBB termuda yang pernah ada.
Ia memulai karirnya di Kepolisian Republik Indonesia sebagai petugas informasi publik pada tahun 2014 dan juga pernah bekerja di bidang pelatihan, administrasi, dan logistik.
“Setelah mencapai banyak hal dengan merangkul teknologi di bidang yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki, Sersan Satu Polisi Rismayanti mewakili masa depan kepolisian Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Penasihat Kepolisian Perserikatan Bangsa-Bangsa, Faisal Shahkar.
"Ia dan rekan-rekannya membantu membangun kepercayaan dan keyakinan antara otoritas lokal dan masyarakat, yang membuat pekerjaan Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi lebih efektif dan masyarakat menjadi lebih aman," pungkasnya lagi.
Penghargaan ini akan diberikan pada acara tahunan Pekan Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang berlangsung di Markas Besar PBB pada tanggal 13-17 November.
Penghargaan Petugas Polisi Wanita PBB sendiri didirikan pada tahun 2011 untuk mengakui kontribusi luar biasa dari petugas polisi wanita dalam operasi perdamaian PBB dan untuk mempromosikan pemberdayaan perempuan.
Partisipasi Perempuan di Kepolisian PBB
Sekitar 10.000 Polisi PBB diberi wewenang untuk bertugas di 16 operasi perdamaian PBB, di mana mereka bekerja untuk meningkatkan perdamaian dan keamanan internasional dengan mendukung negara tuan rumah dalam situasi konflik, pascakonflik, dan situasi krisis lainnya.
Partisipasi perempuan di Kepolisian PNB sendiri telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2015. Hingga saat ini, Kepolisian PBB telah mencapai target 2023 yang ditetapkan dalam Strategi Kesetaraan Gender Berseragam. Dan di dua dari empat kategori personel, Kepolisian PBB telah melebihi target 2028.
Hingga September 2023, petugas polisi perempuan mencapai 43,1% dari petugas profesional yang dikontrak di Markas Besar PBB, 24,6% dari petugas profesional yang dikontrak di lapangan, 31,8% dari petugas polisi perorangan, dan 15,6% dari anggota Unit Polisi yang Dibentuk. Perempuan juga menduduki enam dari 13 posisi (yaitu 46,2%) sebagai kepala atau wakil kepala polisi di Mali, Siprus, Kosovo, dan Abyei Sudan Selatan.