Profil Meutya Hafid: 10 Kali Jalani Bayi Tabung, 3 Kali Keguguran Setelah Dulu Putuskan Tunda Momongan

Farah Nabilla Suara.Com
Senin, 13 November 2023 | 09:08 WIB
Profil Meutya Hafid: 10 Kali Jalani Bayi Tabung, 3 Kali Keguguran Setelah Dulu Putuskan Tunda Momongan
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi 1 DPR RI sekaligus mantan jurnalis Meutya Hafid berbagi kebahagiaannya memiliki buah hati di usia 44 tahun. Perjuangannya menjadi seorang ibu ternyata tak main-main, Meutya Hafid dan sang suami sudah 10 kali menjalani program bayi tabung dan 3 kali mengalami keguguran.

Pengalaman pahit ini diceritakan suami Meutya Hafid, Noer Fajriensyah. Lelaki yang disapa Fajri itu menceritakan bahwa mereka menunda memiliki anak setelah menikah di tahun 2014 lalu. Namun keputusan ini malah membuat dia dan Meutya Hafid harus berjuang lebih keras untuk mendapat momongan.

"Jadi saya kasih pesan, jangan kasih ucapan punya anak nanti dulu ya. Akhirnya kita bayar waktu yang tidak bisa kita kembalikan. Jadi kita akhirnya malah bablas (tertunda) sampai 5 tahun," ujar Fajri melalui rilis peluncuran buku Lyora yang diterima Suara.com, Sabtu (11/11/2023).

Ketika Meutya Hafid menginjak usia 37 tahun, barulah pasangan ini menjalani program bayi tabung. Namun, perjalanan tidak mudah. Meutya dan Fajri harus menjalani 10 kali percobaan yang biayanya pun tidak murah.

Baca Juga: Profil dan Agama Isran Noor, Gubernur Kaltim Pamit dari Partai Nasdem, Punya Kekayaan Rp 20 M

Mirisnya, Meutya harus 3 kali mengalami keguguran sehingga meninggalkan trauma mendalam bagi jurnalis yang pernah disandera di Irak itu.

Kabar baik akhirnya menghampiri pasangan Meutya Hafid danFajri ketika pada 9 September lalu bayi perempuannya lahir. Meutya yang melahirkan di usia 44 tahun itu memberi nama bayi tersebut Lyora Shaqueena Ansyah.

Pasangan ini juga menggunakan nama sang bayi, Lyora, sebagai judul buku untuk mengabadikan cerita jatuh bangun mereka mendapat momongan. Buku berjudul Lyora: Keajaiban yang Dinanti itu ditulis oleh Fenty Effendy

Berjuang keras mendapat momongan, seperti apa sosok Meutya Hafid yang tak asing di layar kaca ini? Berikut profilnya.

Profil Meutya Hafid

Baca Juga: Profil Veda Ega Pratama, Pebalap Indonesia Pertama Juara Asia Talent Cup 2023, Siap Gas MotoGP!

Meutya Viada Hafid merupakan seorang politisi yang lahir pada 3 Mei 1978. Sebelum menjadi politisi, Meutya dikenal sebagai jurnalis sekaligus presenter berita di Metro TV.

Pengalamannya di bidang jurnalis sempat menyita perhatian negeri kala Meutya dan juru kameranya, Budyianto, menjalani liputan ke daerah konflik di Irak.

Dalam tugasnya itu, keduanya diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata di Irak pada 18 Februari 2005 sebelum hilang kontak pada 15 Februari 2005. Keduanya lantas akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005.

Tragedi itu diabadikan Meutya Hafid dalam bukunya berjudul 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak.

Wanita lulusan S1 New Sotuh Wales University dan S2 Universitas Indonesia ini juga meraih beragam penghargaan di dunia jurnalistik. Tahun 2007, Meutya Hafid memenangkan Penghargaan Jurnalistik Elizabeth O'Neill dari pemerintah Australia yang diserahkan langsung oleh Dubes Australia Bill Farmer.

Kemudian di tahun 2008, Meutya Hafid juga meraih penghargaan alumni Australia 2008 untuk kategori Jurnalisme dan Media.

Di tahun 2012, Meutya Hafid terpilih menjadi sati di antara lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia versi Mizan. Meutya bahkan menjadi satu-satunya tokoh perempuan dari daftar tersebut.

Jejak Politik Meutya Hafid

Meutya Hafid kemudian meninggalkan karier jurnalistiknya. Pada tahun 2010, ia maju sebagai calon Wali Kota Binjai berpasangan dengan H Dhani Setiawan Isma. Meutya maju diusung oleh Partai Golkar, Dmeokrat, Hanura, PAN, Patriot, P3I, PDS, dan 16 Partai non-fraksi DPRD Binjai. Namun pasangan ini tak terpilih.

Di bulan Agustus 2010, Meutya Hafid menjadi Anggota DPR antar waktu dari Partai Golkar menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia. Ia duduk di Komisi XI bidang Keuangan dan Perbankan selama 17 bulan.

Setalah itu Meutya Hafid dipindah ke Komisi I bidang Pertahanan Luar Negeri, Komunikasi dan Informasi hingga tahun 2014.

Peruntungannya di dunia politik melaju lagi saat ia kembali terpilih jadi anggota DPR ari Partai Golkar dari Dapil Sumatera Utara di tahun 2014 hingga 2019.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI