Pada akhirnya, MER-C menjadi organisasi yang sering melakukan pertolongan medis ke wilayah-wilayah krisis dan perang. Beberapa wilayah yang pernah dikunjungi dalam misi pertolongan medis antara lain Afghanistan, Irak, Gaza, Mindanao, dan Ambon.
Selain di Gaza, bersama Pemerintah Indonesia, MER-C juga merintis pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State Myanmar.
Pontang Panting Cari Dana dan Tukang Batu Demi Bangun RS Indonesia di Gaza
RS Indonesia dibangun lewat dana sumbangan yang diberikan rakyat Indonesia. MER-C menjadi pihak yang menampung seluruh dana tersebut. Selain adanya donatur besar, Siti Fadillah mengatakan kalau sumbangan juga banyak berasal dari rakyat lewat kegiatan pengajian. Diberitakan kalau dana terkumpul mencapai Rp 126 miliar.
Setelah dana terkumpul, gambar rumah sakit serta segala perencanaan dibuat oleh Presidium MER-C Farid Thalib. Siti Fadillah mengatakan kalau Farid Thalib sampai sekarang masih ikut mengurus rumah sakit tersebut.
Meski dana telah terkumpul dan desain telah dibuat, Joserizal masih kebingungan mencari tukang batu yang bersedia tidak bayar juga bekerja di area perang. Pada akhirnya dia dapat bantuan dari pimpinan Pondok Pesantren Al Fatah.
Kebanyakan para pekerja yang membangun RS Indonesia di Gaza itu bukan tukang batu profesional. Melainkan para akademisi yang mendaftar dan bersedia bekerja sebagai mujahid dan rela dengan adanya ancmana mati syahid di area perang tersebut.
Namun, sebelum diberangkatkan ke Gaza, orang-orang yang mendaftar itu dilatih terlebih dahulu agar bisa membuat bangunan.
Joserizal kini telah meninggal pada 20 Januari 2020 akibat mengidap sakit jantung.
Baca Juga: Kekurangan ASI, Bayi-bayi Pertaruhkan Nyawa di RS Al Quds Gaza