Suara.com - Nama Joserizal Jurnalis ada dibalik suksesnya pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Perannya diungkap langsung oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Dr. dr. Siti Fadillah, Sp.Jp.
Berdasarkan penuturan Siti Fadillah, RS Indonesia di Gaza itu direncanakan ketika dirinya masih jadi Menkes era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode 2004-2009. Tanah di Gaza yang jadi bangunan RS Indonesia itu diberikan langsung oleh Menkes Palestina pada masa itu.
Mulanya Siti Fadillah bingung siapa yang bisa membangun rumah sakit di area konflik tersebut. Hingga akhirnya dia memberi tahu kabar itu kepada rekan sesama dokter yang juga dikenal sebagai aktivis kemanusian Joserizal Jurnalis.
Siti Fadillah mengatakan kalau dirinya telah bersahabat dengan Joserizal sejak bertemu saat bencana alam tsunami Aceh 2004 silam.
Baca Juga: Kekurangan ASI, Bayi-bayi Pertaruhkan Nyawa di RS Al Quds Gaza
Lantas siapa sebenarnya sosok Joserizal?
Joserizal sebenarnya berprofesi sebagai dokter spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi. Dia juga dikenal sebagai aktivis kemanusiaan.
Joserizal lahir dari keluarga akademisi pada 11 Mei 1963. Ayahnha Jurnalis Kamil pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, pada periode 1984-1993. Ibunya Zahara Idris juga seorang pengajar.
Joserizal lulus sebagai dokter umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1988. Kemudian melanjutkan pendidikan spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi di kampus yang sama dan selesai pada 1999.
Membuat Organisasi Kemanusiaan
Baca Juga: Israel Serang Lima Rumah Sakit, Ratusan Jenazah Warga Sipil Dimakamkan Kuburan Massal
Pada tahun 1999 juga, Joserizal bersama mahasiswa lain di UI membuat organisasi kemanusiaan non pemerintah yang diberi nama Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Mulanya organisasi iti dibuat untuk memberikan bantuan medis kepada korban konflik di Maluku.
Pada akhirnya, MER-C menjadi organisasi yang sering melakukan pertolongan medis ke wilayah-wilayah krisis dan perang. Beberapa wilayah yang pernah dikunjungi dalam misi pertolongan medis antara lain Afghanistan, Irak, Gaza, Mindanao, dan Ambon.
Selain di Gaza, bersama Pemerintah Indonesia, MER-C juga merintis pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State Myanmar.
Pontang Panting Cari Dana dan Tukang Batu Demi Bangun RS Indonesia di Gaza
RS Indonesia dibangun lewat dana sumbangan yang diberikan rakyat Indonesia. MER-C menjadi pihak yang menampung seluruh dana tersebut. Selain adanya donatur besar, Siti Fadillah mengatakan kalau sumbangan juga banyak berasal dari rakyat lewat kegiatan pengajian. Diberitakan kalau dana terkumpul mencapai Rp 126 miliar.
Setelah dana terkumpul, gambar rumah sakit serta segala perencanaan dibuat oleh Presidium MER-C Farid Thalib. Siti Fadillah mengatakan kalau Farid Thalib sampai sekarang masih ikut mengurus rumah sakit tersebut.
Meski dana telah terkumpul dan desain telah dibuat, Joserizal masih kebingungan mencari tukang batu yang bersedia tidak bayar juga bekerja di area perang. Pada akhirnya dia dapat bantuan dari pimpinan Pondok Pesantren Al Fatah.
Kebanyakan para pekerja yang membangun RS Indonesia di Gaza itu bukan tukang batu profesional. Melainkan para akademisi yang mendaftar dan bersedia bekerja sebagai mujahid dan rela dengan adanya ancmana mati syahid di area perang tersebut.
Namun, sebelum diberangkatkan ke Gaza, orang-orang yang mendaftar itu dilatih terlebih dahulu agar bisa membuat bangunan.
Joserizal kini telah meninggal pada 20 Januari 2020 akibat mengidap sakit jantung.