Ibu Audrey kemudian membawa putrinya ke psikiater karena mengalami trauma mendalam akibat kasus penganiayaan.
Cerita Audrey itu sempat membuat warganet emosi kepada 12 pelaku bully. Tagar #JusticeforAudrey pun bergema di Twitter sebagai bentuk dukungan dan tuntutan keadilan.
Namun tak disangka, kasus Audrey itu berakhir mengecewakan publik. Ini setelah terungkap bahwa cerita perundungan siswi berusia 14 tahun itu diduga bohong.
Terbukti dari hasil visum, Audrey dinyatakan sehat secara jasmani dan tidak mengalami tanda penganiayaan di tubuhnya.
Bahkan terungkap pula pasca Audrey mengaku dianiaya, dirinya masih sempat nongkrong di cafe dan dalam keadaan baik-baik saja. Audrey juga disebut tidak langsung masuk rumah sakit. Ia baru melaporkan kejadian itu satu minggu kemudian.
Fakta ini membuat publik yang tadinya mendukung Audrey menjadi berbalik memberikan cibiran. Warganet banyak yang merasa tertipu oleh cerita Audrey dan merasa terkena prank.
Situasi ini rupanya juga kembali terjadi di tengah kasus dugaan pelecehan seksual BEM UNY. Klarifikasi dari anggota BEM UNY MF itu membuat publik yang tadinya murka, kini balas mendukung MF. Bahkan ada yang menyebut kasus ini berpotensi menjadi kasus Audrey jilid 2 yang memicu prank massal.