Suara.com - Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswa baru atau maba MIPA di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) masuk babak baru. Ini setelah terduga pelaku, MF, yang merupakan anggota BEM UNY memberikan klarifikasi bahwa dirinya tidak pernah melakukan pelecehan seksual.
Klarifikasi dari MF itu tentu semakin membuat kasus ini semakin viral dan simpang siur. Banyak warganet yang menilai bahwa kasus dugaan pelecehan seksual BEM UNY ini berpotensi menjadi kasus Audrey jilid 2.
Lantas seperti apa kronologi kasus dugaan pelecehan seksual BEM UNY? Serta seperti apa kasus Audrey yang juga sempat menggegerkan publik beberapa tahun silam?
Kronologi viralnya kasus dugaan pelecehan BEM UNY
Baca Juga: Viral Ibu-ibu Protes ke Pembeli Supermarket Gegara Bawa Anjing, Troli Langsung Diganti Baru
Sebelumnya, anggota BEM UNY itu dituding menjadi pelaku pelecehan seksual setelah viralnya tangkapan layar chat terduga pelaku dengan korban. Dalam chat viral itu, tampak pelaku mengajak korban untuk berhubungan seksual.
Jika menolak ajakan hubungan seksual, pelaku mengancam akan melakukan pemerkosaan terhadap korban. Bahkan pelaku dalam tangkapan layar chat itu menyatakan siap mendatangi kos korban.
Ancaman pelaku lewat chat itu kemudian viral dan memicu kemarahan publik. Tak sedikit warganet yang langsung menghujat dan menyebarluaskan identitas pelaku pelecehan seksual dalam chat tersebut.
Namun kini mendadak situasi berbalik. Terduga pelaku justru memberikan klarifikasi dengan menyatakan bahwa chat viral tersebut bohong. Ia juga menegaskan tidak pernah mengancam akan melakukan pemerkosaan terhadap korban.
Klarifikasi MF yang dituding sebagai pelaku
Baca Juga: 7 Fakta Terbaru Maba Diduga Dilecehkan Anggota BEM UNY
Klarifikasi dari MF itu salah satunya dibagikan oleh akun X atau Twitter @/pprleee_. Akun ini membagikan video klarifikasi dari MF dan menyebut bahwa kasus ini sudah berubah mirip kasus Audrey.
"Sudah klarifikasi gais. BEM FMIPA UNY Audrey," tulis akun ini dalam keterangannya, Sabtu (12/11/2023).
Sementara itu, kuasa hukum MF menyatakan pihaknya sudah melaporkan akun-akun penyebaran hoaks itu ke Polda DIY.
"Saya selaku kuasa hukum dari MF, sekarang ini telah mengajukan tuntutan atas nama saudara MF ke Polda Yogyakarta dalam kasus dugaan tindak pidana penyalahgunaan ITE yang mana MF telah dirugikan baik moril maupun materil," ucap kuasa hukum MF.
Kuasa hukum MF juga meminta dukungan dari rektorat maupun BEM UNY terkait fitnah kasus pelecehan seksual yang menimpa kliennya.
"Sehingga kepada pihak kampus rektorat Universitas bahkan BEM (UNY) mohon dukungan support semua dan ikut mengklarifikasi bahwa adida MF bukanlah pelaku (pelecehan seksual) yang seperti diviralkan pada hari kemarin," tegasnya.
"Maka dalam kesempatan ini kami mengklarifikasi dengan sebenar-benarnya bahwa pelaku penyebaran dalam chat tersebut bukanlah MF, melainkan pihak-pihak oknum yang tidak bertanggung jawab, yang mana pada hari ini akun-akun tersebut telah kita laporkan kepada Polda DIY," pungkas kuasa hukum MF.
Kilas balik kasus Audrey
Kasus Audrey yang diramaikan dengan tagar #JusticeforAudrey telah mengemparkan publik pada 2019 silam. Kasus ini berawal dari pengakuan siswi SMP yang bernama Audrey.
Gadis asal Pontianak ini mengaku menjadi korban penganiayaan sadis di sekolah. Ia di-bully oleh 12 siswi SMP lainnya hingga mengalami depresi hingga trauma mendalam.
Dalam pengakuannya, korban menceritakan wajahnya disiram air hingga tubuhnya diinjak-injak oleh pelaku perundungan. Bahkan korban juga mengaku kepalanya dibenturkan ke aspal oleh belasan teman-temannya.
Ibu Audrey kemudian membawa putrinya ke psikiater karena mengalami trauma mendalam akibat kasus penganiayaan.
Cerita Audrey itu sempat membuat warganet emosi kepada 12 pelaku bully. Tagar #JusticeforAudrey pun bergema di Twitter sebagai bentuk dukungan dan tuntutan keadilan.
Namun tak disangka, kasus Audrey itu berakhir mengecewakan publik. Ini setelah terungkap bahwa cerita perundungan siswi berusia 14 tahun itu diduga bohong.
Terbukti dari hasil visum, Audrey dinyatakan sehat secara jasmani dan tidak mengalami tanda penganiayaan di tubuhnya.
Bahkan terungkap pula pasca Audrey mengaku dianiaya, dirinya masih sempat nongkrong di cafe dan dalam keadaan baik-baik saja. Audrey juga disebut tidak langsung masuk rumah sakit. Ia baru melaporkan kejadian itu satu minggu kemudian.
Fakta ini membuat publik yang tadinya mendukung Audrey menjadi berbalik memberikan cibiran. Warganet banyak yang merasa tertipu oleh cerita Audrey dan merasa terkena prank.
Situasi ini rupanya juga kembali terjadi di tengah kasus dugaan pelecehan seksual BEM UNY. Klarifikasi dari anggota BEM UNY MF itu membuat publik yang tadinya murka, kini balas mendukung MF. Bahkan ada yang menyebut kasus ini berpotensi menjadi kasus Audrey jilid 2 yang memicu prank massal.