Suara.com - Mantan Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadillah mengungkap sejumlah fakta tentang pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Menurutnya, rencana pembangunan rumah sakit itu telah terjadi ketika dirinya masih jadi Menkes era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode 2004-2009.
Lewat cuplikan video yang beredar di media sosial, Siti Fadillah mengungkapkan dirinya diberikan langsung sebidang tanah di Gaza oleh Menkes Palestina ketika itu. Tanah tersebut memang diperuntukan bagi bangsa Indonesia untuk dibuatkan rumah sakit.
Bersama sahabatnya yang juga rekan sesama dokter Joserizal, Siti Fadillah ikut dalam perencanaan pembangunan rumah sakit tersebut. Biaya pembangunan rumah sakit menjadi tanggung jawab Joserizal melalui organisasi kemanusiaan non pemerintah Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) yang dia buat.
Siti Fadillah mengungkap kalau perintah Iran sempat ingin menyumbang dana untuk rumah sakit tersebut, tapi ditolak.
Baca Juga: Israel Serang Lima Rumah Sakit, Ratusan Jenazah Warga Sipil Dimakamkan Kuburan Massal
"Sebetulnya sudah ditawari oleh Iran waktu itu, 'kalau mau bikin rumah sakit aku mau nyawe'. No, ini punya Indonesia harus uang dari Indonesia, itu Jose," cerita Siti Fadillah lewat video yang dibagikan oleh akun X @DokFun, dikutip Minggu (12/11/2023).
Pengumpulan dana dihimpun oleh organisasi MER-C melalui berbagai sumbangan. Selain adanya donatur besar, Siti Fadillah mengatakan kalau sumbangan juga banyak berasal dari rakyat melalui setiap pengajian. Diberitakan kalau dana terkumpul mencapai Rp 126 miliar.
Setelah dana terkumpul, gambar rumah sakit serta segala perencanaan dibuat oleh Presidium MER-C Farid Thalib. Siti Fadillah mengatakan kalau Farid Thalib sampai sekarang masih ikut mengurus rumah sakit tersebut.
Kesulitan Cari Tukang Batu
Meski dana telah terkumpul dan desain telah dibuat, Joserizal masih kebingungan mencari tukang batu yang bersedia tidak bayar juga bekerja di area perang. Setelahnua, Joserizal rupanya dapat bantuan dari pimpinan Pondok Pesantren Al Fatah.
Baca Juga: Relawan Indonesia di RS Gaza Mulai Pasrah, Cuma Makan Sekali Sehari
"Tukang batu di tempat perang yang tidak dibayar, siapa yang mau coba? Ternyata mujahid itu banyak yang berani jihad fisabillah ternyata banyak banget pada daftar. Ada guru, ada dosen, aduh sarjana-sarjana semua pada daftar," tutur Siti Fadillah.
Sebelum diberangkatkan ke Gaza, orang-orang yang mendaftar itu dilatih terlebih dahulu agar bisa membuat bangunan.
"Jadi rumah sakit Indonesia di Gaza itu yang buat bukan tukang batu biasa, lho. Yang buat bapak-bapak yang ikhlas, bapak-bapak yanh memang ingin beribadah kepada Allah," imbuhnya.
Meski risikonya besar, menurut Siti Fadillah, para pekerja itu sudah meyakini akan mati syahid kalaupun harus menjadi korban jiwa akibat konflik Israel dengan Hamas tersebut.
Pembangunan rumah sakit itu mulanya dibuat baru dua tingkat. Saat tengah dibangun tingkat ketiga, perang Israel dan Hamas kembali pecah. Saat ini diketahui RS Indonesia di Gaza telah dilengkapi bangunan lima tingkat. Pembangunannya selesai pada 2015 dan diresmikan oleh Jusuf Kalla yang ketika itu menjabat sebagai Wakil Presiden.