Stigma Rumah Sakit Jiwa dan Efek Bagi Pengidap Gangguan Jiwa

Minggu, 12 November 2023 | 12:46 WIB
Stigma Rumah Sakit Jiwa dan Efek Bagi Pengidap Gangguan Jiwa
Ilustrasi gangguan jiwa. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Persepsi soal rumah sakit jiwa bagi beberapa orang adalah hunian bagi orang gila, orang kesurupan, dan hilang ingatan. Maka dari itu hal itu membuat rumah sakit jiwa seorang aib bagi seseorang atau pun keluarga.

Padahal secara umum keberadaan rumah sakit jiwa itu sendiri untuk membantu masyarakat yang mengalami gangguan jiwa agar tertangani dengan baik sampai terciptanya kondisi jiwa yang sehat. Namanya juga rumah sakit pasti punya tujuan akhirnya adalah kesembuhan bagi pasien terhadap penyakit tertentu.

Berkonsultasi dengan psikiater hingga konselor untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sangatlah penting. Tak harus malu karena jika merasa badan kita sakit sudah memang seharusnya mendatangi ahlinya agar mendapatkan penanganan yang dibutuhkan.

Di sisi lain, stigma soal rumah sakit jiwa memang bukan hanya informasi mengenai hunian orang gila. Tapi karena penamaannya juga, menurut seorang dr. Nikensari penamaan dengan menghilangkan kata 'jiwa' memang mengurangi, namun tidak lantas mematahkan stigma yang sudah terbentuk.

Efek Stigma Masyarakat Terhadap Gangguan Jiwa

Selain soal stigma mengenai rumah sakit jiwa, orang dengan gangguan jiwa pun memiliki stigma yang tidak cukup baik pula. Maka dari itu, pengidap merasa kalau penyakit mental yang menimpanya sebagai sebuah aib.

Merujuk pada penelitian Girma, ndividu yang terkena stigma di masyarakat sulit untuk berinteraksi sosial bahkan dalam kasus terburuk dapat menyebabkan individu melakukan tindakan bunuh diri. Selain itu penolakan untuk mencari pengobatan, penurunan kualitas hidup, kesempatan kerja yang lebih sedikit, penurunan peluang untuk mendapatkan pemukiman, penurunan kualitas dalam perawatan kesehatan, dan penurunan harga diri.

Di sisi lain, pada penelitian Mestdagh stigma tak hanya berpengaruh pada pasien saja, melainkan masyarakat sekitar. Mereka merasa ketakutan kalau ada klien gangguan jiwa di lingkungan masyarakatnya karena mereka berpikir klien gangguan jiwa suka mengamuk dan mencelakai orang lain. Semua itu merupakan konsekuensi dari stigma gangguan jiwa.

Baca Juga: 38 Kasus Positif Cacar Monyet, Menkes Budi Gunadi Sebut Penularannya Tidak Secepat Covid

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI