Suara.com - Kondisi kemanusiaan di Gaza kian memprihatinkan, di mana puluhan ribu warga Palestina di wilayah itu terancam kehabisan pasokan air, listrik, bahan bakar, hingga makanan menyusul blokade dan gempuran Israel. Sejumlah donasi pun disalurkan untuk membantu warga Palestina dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Namun nyatanya ada perbedaan adab soal situasi Palestina antara dua ulama terpandang di Indonesia yang kini jadi sorotan publik. Mereka adalah Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Arrazy Hasyim atau yang dikenal dengan nama Buya Arrazy.
Lantas apa yang mereka lakukan hingga jadi perbincangan? Simak penjelasan berikut ini.
Ustaz Abdul Somad (UAS)
Dalam tausiahnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) membahas soal kondisi Palestina. Dia mengajak para jamaahnya untuk peduli pada warga Palestina dengan cara penggalangan dana.
Baca Juga: Kekurangan ASI, Bayi-bayi Pertaruhkan Nyawa di RS Al Quds Gaza
"Tak perlu jadi muslim untuk peduli Palestina, hanya cukup jadi manusia untuk peduli Palestina," ujar UAS dalam tausiahnya saat Tabligh Akbar penggalangan dana untuk Palestina di Masjid Raya An Nur, Pekanbaru pada Jumat (10/11/2023) malam.
"Tidak perlu jadi umat muslim, tapi cukup jadi manusia, rasa peduli pasti muncul saat melihat anak-anak kecil mati dan bangunan hancur di Palestina karena serangan Israel," sambungnya.
UAS juga memberi pesan penting terkait Palestina.
"Jaga salat 5 waktu, tanamkan cinta pada Palestina. Malam ini adalah pengingat untuk kembali salat berjamaah, mendidik keluarga dan menanamkan kecintaan pada Palestina. Semoga langkah ini jadi bekal menghadap Allah SWT," kata dia.
Bukan hanya sekadar ceramah, sang ustaz pun turut melelang 2 cicin kesayangannya untuk membantu warga Palestina yang jadi korban serangan Israel. Kedua cincin kesayangan UAS itu laku dengan harga Rp 100 juta dan Rp 150 juta.
Baca Juga: Israel Serang Lima Rumah Sakit, Ratusan Jenazah Warga Sipil Dimakamkan Kuburan Massal
Setalah acara selesai, panitia mengumumkan total sumbangan yang terkumpul lewat tabligh Akbar bersama UAS sebanyak Rp 5,5 Miliar. Namun jumlah itu akan terus bertambah sebab penggalangan dana masih akan berlangsung hingga akhir November 2023 mendatang.
Array Hasyim
Beda dengan UAS, Buya Arrazy mewanti-wanti masyarakat agar lebih waspada memberi donasi atau bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Menurut informasi yang dia dapat, Arrazy menyebut ada oknum Hamas yang kerap menyelewengkan uang hasil donasi untuk keperluan pribadi.
"Hati-hati jika ingin donasi, kenapa? Karena saya dapat informasi A1, ada oknum Hamas menjadikan donasi untuk membeli kewarganegaraan ke negara yang dia pindah," ujar dia di YouTube Deddy Corbuzier belum lama ini.
Arrazy menyebut penyelewengan donasi semacam itu pernah dilakukan oleh anak pendiri Hamas Sheikh Hassan Yousef, yakni Mosab Hassan Yousef.
Sebagai informasi pada tahun 2007, Yousef pindah ke Amerika Serikat dengan mengajukan suaka politik. Permohonan Yousef dikabulkan pada tahun 2010 setelah rutin menjalani pemeriksaan latar belakang.
"Makanya anak pendiri Hamas ini tidak terlihat lagi sekarang, kemudian dia disebut murtad, disebut pengkhianat. Nah itu yang terjadi di mereka," tutur Arrazy.
Arrazy mengaku sengaja menyampaikan hal itu agar masyarakat lebih waspada ketika hendak berdonasi. Hal itu karena di Indonesia sangat menjamur donasi yang mengatasnamakan rakyat Palestina.
"Indonesia kan gampang sekali (untuk mengumpulkan donasi), tinggal buka ceramah di masjid lalu buka donasi. Itu cepat sekali (donasi terkumpul) dan itu sudah bertahun-tahun," kata Arrazy.
"Saya dapat bocoran, tidak semua (uang donasi) sampai ke sana (Gaza Palestina). Banyak orang-orang bergerilya meminta donasi, tapi kemudian duitnya tidak dibawa ke sana, itu banyak," pungkas dia.
Kontributor : Trias Rohmadoni