Suara.com - Prahara keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman masih terus bergaung di sejumlah elemen masyarakat.
Tak hanya warga biasa, beberapa tokoh juga mendesak agar Anwar Usman mundur dari MK, salah satunya diutarakan oleh Alissa Wahid, puteri mantan presiden Adurrahman Wahid alias Gus Dur.
Menurut Alissa, Anwar Usman telah melakukan pelanggaran kode etik terkait syarat batas usia capres dan cawapres.
Terlebih lagi, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) telah memutuskan jika Anwar Usman bersalah.
Baca Juga: Profil Melki Sedek Huang, Ketua BEM UI Ngaku Diintimidasi Aparat Buntut Kritik Putusan MK
Namun, Alissa menganggap sanksi yang diberikan pada adik ipar Presiden Jokowi itu tidak sepadan, sehingga ia mendorong agar Anwar Usman mundur dari jabatannya.
Sejak Alissa Wahid menyuarakan hal itu, berbagai dukungan datang sehingga membuatnya jadi pembicaraan publik.
Hal ini kemudian membuat tak sedikit pula yang penasaran dengan sosok Alissa Wahid sebenarnya. Seperti apakah sosoknya? Berikut ulasannya.
Profil Alissa Wahid
Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau yang akrab disapa Alissa Wahid adalah putri sulung Abdurrahman Wahid, presiden ke-4 Republik Indonesia.
Baca Juga: Beda Gaji Anwar Usman Usai Tak Lagi Jadi Ketua MK, Turun Banyak?
Wanita yang lahir pada 25 Juni 1973 ini dikenal sebagai psikologi yang peduli dan sering terlibat dalam kegiatan sosial.
Alissa menyandang gelar magister profesi Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada yang fokus pada psikologi keluarga, anak, dan wanita.
Tak hanya itu, sejak dulu Alissa juga memiliki ketertarikan dengan bidang pendidikan, isu-isu kebhinekaan, dan kemanusiaan.
Sepak terjang Alissa Wahid
Pada tahun 1991, ia pernah menjadi manager dalam sebuah proyek kemanusiaan bernama Indonesia Planned Parenthood Association yang fokus pada pengembangan diri generasi muda serta kesehatan reproduksi.
Pada tahun 1997, Alissa menjadi Manajer Program Pendidikan di Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak yang berfokus pada isu kesetaraan gender.
Tak berhenti sampai di situ, pada April 2003, Alissa juga mendirikan sebuah lembaga PAUD di Yogyakarta yang diberi nama Fastrack Funschool.
Sekolah besutannya tersebut memiliki misi untuk membangun pondasi yang kokoh bagi anak agar dapat tumbuh menjadi sosok yang kreatif, dinamis, adaptif, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Lantas pada tahun 2015, Alissa termasuk salah satu fasilitator dalam kegiatan International Training on Strategic Partnership between Government and Religious Moslem Leaders on Populations & Family Planning Issue.
Sepanjang kiprahnya sebagai aktivitas sosial, sudah banyak prestasi serta penghargaan yang diraih, seperti Shine On Award (2015), Global Women’s Leadership (2015), Marketeer’s 2016 Women Award, Alumni Awards 2019 kategori alumni muda berprestasi, dan masih banyak lagi.
Sekarang, wanita yang memangku jabatan sebagai koordinator GUSDURian Indonesia ini sedang menjadi obrolan publik karena keberaniannya menyuarakan prahara terkait putusan MK yang melibatkan Anwar Usman.
Kontributor : Damayanti Kahyangan